Alhamdulillah, transisi pemerintahan dari Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin kepada Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, berjalan dengan mulus.
Bahkan, transisi tersebut layak disebut sebagai transisi termulus sepanjang sejarah Republik Indonesia yang telah berdiri sejak tahun 1945, hampir 80 tahun yang lalu.
Sekarang, dengan dibantu oleh para menteri dalam Kabinet Merah Putih beserta pejabat lainnya yang baru-baru ini dilantik, saatnya janji kampanye pasangan Prabowo-Gibran mulai dilakukan.
Banyak hal yang dijanjikan, tapi satu hal yang menjadi fokus tulisan ini adalah soal penciptaan lapangan kerja dengan mengembangkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Dalam Asta Cita yang menjadi misi Prabowo-Gibran, pada butir ketiga (dari 8 butir Asta Cita), secara eksplisit ditulis soal meningkatkan lapangan kerja.
Bunyi selengkapnya seperti ini: "Meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif, dan melanjutkan pengembangan infrastruktur."
Jelaslah, penciptaan lapangan kerja sebanyak-banyaknya menjadi PR besar bagi pemerintahan baru, yang juga sekaligus jadi penentu keberhasilan mengurangi jumlah kelompok miskin.
Masalahnya, tidak mungkin lowongan kerja di sektor formal bisa menampung jumlah pencari kerja yang demikian banyak.
Jumlah angkatan kerja berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang dilakukan Biro Pusat Statistik pada Februari 2024 sebanyak 149,38 juta orang, naik 2,76 juta orang dibanding Februari 2023.Â
Penduduk yang bekerja pada Februari 2024 sebanyak 142,18 juta orang. Artinya, lebih dari 7 juta orang yang betul-betul menganggur dan menjadi beban bagi keluarganya.