Saya mengenal Ikang Fawzi, tapi pasti Ikang tak mengenal saya. Seperti juga saya mengenal sosok Jokowi yang per hari ini masih berstatus Presiden RI, tapi pasti Jokowi tidak mengenal saya.
Ya siapa lah saya ini, hanya seorang yang senang menulis dan mengisi hari-harinya dengan menyibukkan diri sebagai penulis freelance di Kompasiana.
Kalau saja saya seorang artis nasional atau politisi sukses yang jadi pengurus di partai politik besar, tentu Ikang dan Jokowi mengenal saya.Â
Meskipun saya tidak punya hubungan apa-apa dengan Ikang, air mata saya tanpa terasa menetes melihat berita liputan televisi saat pemakaman istrinya tercinta, Marissa Haque (Icha).Â
Ikang dengan suara bergetar melantunkan azan di liang kubur. Padahal, sebelumnya Ikang sempat pingsan empat kali, sesuai penuturan Addie MS, teman Ikang sejak SMA dan sama-sama sukses di dunia musik.
Tak bisa saya menjelaskan kenapa saya ikut-ikutan sedih. Yang saya spontan membayangkan adalah Ikang mungkin akan gamang, tak siap ditinggal istri tercinta yang jadi belahan jiwanya.
Pasangan Ikang-Icha telah 38 tahun menikah, tanpa dibumbui berita miring. Berbeda dengan beberapa teman artis se-angkatan mereka yang terlibat kawin-cerai, kawin lagi dan cerai lagi.
Tiba-tiba saya teringat grup band Noah dengan vokal Ariel yang merdu, mengalunkan lagi Tak Ada yang Abadi. Liriknya adalah sebagai berikut.
Tak kan selamanya tanganku mendekapmu
Tak kan selamanya raga ini menjagamu
Seperti alunan detak jantungku
Tak bertahan melawan waktu
Dan semua keindahan yang memudar
Atau cinta yang telah hilang
Tak ada yang abadi....tak ada yang abadi....tak ada yang abadi.....tak ada yang abadi...
Biarkan aku bernafas sejenak
Sebelum hilang
Tak kan selamanya tanganku mendekapmu
Tak kan selamanya raga ini menjagamu
Jiwa yang lama segera pergi
Bersiaplah para pengganti.
Tak ada yang abadi...tak ada yang abadi.
Apa yang ada di pikiran Nazril Ilham (Ariel) saat menciptakan lagu beserta liriknya seperti di atas, tentu saya tidak tahu.
Tapi, mohon maaf, perkenankan saya menafsirkan "Tak Ada yang Abadi" tersebut sebagai hal yang relevan dengan apa yang dialami Ikang saat ini.
Ketidakabadian, juga ketidaksempurnaan, berlaku pula untuk jabatan. Mudah-mudahan saya tidak keliru mengaitkannya dengan apa yang akan dialami Jokowi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI