Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Nia, Penjual Gorengan yang Tewas Terkubur Tanpa Busana

18 September 2024   05:40 Diperbarui: 18 September 2024   08:18 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ranah Minang konon terkenal dengan masyarakatnya yang religius. Falsafah Minang adalah "Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah", yang lebih kurang berarti betapa kokohnya benteng adat dan agama.

Falsafah ini menjadikan ajaran Islam sebagai landasan utama dalam tata pola perilaku kehidupan masyarakat dan merupakan tuntutan yang harus diamalkan oleh setiap pribadi orang Minangkabau. 

Sayangnya, semakin banyak saja terjadi kasus kriminal di berbagai daerah di Sumatera Barat. Citra sebagai daerah yang aman karena perilaku agamis masyarakatnya, tampaknya mulai luntur.

Kasus terbaru yang terbilang sadis menimpa seorang gadis penjual gorengan bernama Nia Kurnia Sari, yang ditemukan tewas dalam kondisi tanpa busana di Padang Pariaman, Sumatra Barat.

Jasad remaja perempuan berusia 18 tahun itu ditemukan terkubur dan ditutupi dedaunan pada hari Minggu (8/9/2024), dua hari setelah dilaporkan hilang usai berjualan gorengan di sekitar rumahnya.

Menurut berita salah satu stasiun televisi, Nia disebut ibunya sangat ingin kuliah dan menjual gorengan dengan "bajojo" (istilah Minang untuk berkeliling kampung), untuk mengumpulkan uang agar bisa kuliah.

Sehari-hari, korban berjalan kaki sambil menjunjung wadah tempat gorengan di atas kepalanya, di daerah Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman, mulai pukul 16.00 hingga 18.00 WIB. 

Pada Jumat malam (6/9/2024) karena korban belum pulang, keluarga dan warga lantas melakukan pencarian hingga Sabtu (7/9/2024) dini hari, namun tak membuahkan hasil. 

Pencarian dilanjutkan oleh tim gabungan pada Sabtu pagi dan Minggu besoknya. Tim berhasil menemukan wadah dan sisa gorengan di semak-semak pinggir jalan menuju rumahnya.

Tim juga menemukan uang yang diduga hasil berjualan gorengan. Dari temuan tersebut, tim menelusuri keberadaan korban di sekitar lokasi. Baru pada Minggu sore, tim menemukan lokasi jasad Nia dikubur.

Hingga artikel ini ditulis, pihak kepolisian setempat masih memburu pelaku pembunuhan yang juga diduga melakukan pemerkosaan sebelum membunuh.

Ironisnya, belum terdengar komentar tokoh-tokoh Minang, baik di kampung halaman, maupun tokoh Minang di perantauan. Tak ada yang mengutuk hal itu.

Apakah kejadian itu menjadi hal biasa, dan para tokoh masyarakat hanya sibuk berkoar untuk kepentingan di Pilkada?

Betapa menyedihkannya nasib Nia, seorang perempuan sederhana yang sekaligus pejuang ekonomi bagi keluarganya.

Nia harus meregang nyawa dengan cara yang sangat kejam. Pemberitaan media massa menyebutkan, ia diduga diperkosa dan dibunuh tanpa ampun.

Inikah pertanda makin tercemarnya Ranah Minang dengan berbagai perilaku yang sangat bertentangan dengan akhlak yang baik? Mana peranan pemuka agama?

Mudah-mudahan pihak kepolisian setempat cepat berhasil menangkap pelaku dan kejadian serupa tidak pernah terulang kembali di Ranah Minang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun