Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tunjukkan Perilaku Akhlakul Karimah dengan Mengasihi Sesama Manusia

16 September 2024   05:04 Diperbarui: 16 September 2024   08:08 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dok. tazkia.ac.id

Perayaan Maulid Nabi 2024, seperti juga di tahun-tahun sebelumnya, biasanya dilakukan dengan melakukan Tabligh Akbar di berbagai masjid. 

Bisa jadi banyak lagi acara yang dilakukan selain Tabligh Akbar. Namun, apapun itu, kemeriahan perayaan tak akan berarti banyak bila ramainya jamaah tidak berdampak pada peningkatan akhlaknya.

Padahal, menjadi orang yang dirindukan Nabi Muhammad, tentu sangat kontekstual dalam perayaan Maulid. Lalu, apa kriterianya orang yang dicintai Nabi?

Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya di antara orang yang paling aku cintai dan yang tempat duduknya lebih dekat kepadaku pada hari kiamat ialah orang yang akhlaknya paling bagus."

Lanjutan sabda Rasul tersebut: "Sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh tempat duduknya dariku pada hari kiamat ialah orang yang paling banyak bicara (bicara yang tidak bermanfaat dan memperolok manusia)."

Jelas sekali, bukan yang paling rajin salat atau yang paling banyak melakukan ibadah lain yang disebut sebagai orang yang paling dicintai Rasul. 

Lalu, kenapa Allah SWT justru menjadikan nilai-nilai akhlak, yang berdimensi sosial sebagai standar untuk menjadi orang yang paling dirindukan Rasul?

Ternyata, kalau dikaji lebih dalam, antara akhlakul karimah dengan semua perintah beribadah adalah dua perkara yang tidak bisa dipisahkan. 

Jadi, setiap kita menemukan perintah agama, pasti di dalamnya Allah SWT ingin membangun nilai-nilai akhlak pada ibadah tersebut. 

Al Quran memerintahkan kita untuk mendirikan salat, apakah itu hanya sekadar bentuk pengabdian seorang hamba kepada Allah? 

Ketika kita mengangkat tangan dalam takbir, itu bukan sekadar pengabdian kepada Allah, tapi mengandung nilai-nilai akhlak di balik perintah itu. 

Sesungguhnya seorang yang salatnya sempurna adalah yang benar-benar melakukan penghambaan dengan salatnya, sehingga bisa menjauhkan diri mereka dari perbuatan keji dan munkar. 

Dalam hal ini, menghindarkan perbuatan keji dan munkar adalah bagian dari praktik akhlakul karimah dimaksud.

Perlu diingat, tidak semua orang yang salat itu salat, tapi salat yang diterima Allah adalah yang bisa membantu pelakunya senantiasa tawadhu, tunduk kepada Allah SWT.

Dengan demikian, salat bisa membentuk akhlak mulia. Ketika kita keluar dari masjid setelah salat,  tidak ada sifat kesombongan dalam diri kita. 

Dengan salat, akan tertanam dalam hati untuk membantu orang yang terkena musibah, fakir miskin dan peduli kepada orang yang berjalan di jalan Allah. Artinya, nilai akhlak dibangun melalui ibadah salat.

Ketika Allah SWT memerintahkan untuk berzakat, ternyata ada misi akhlak dibangun oleh Allah, bagaimana seorang muslim sejati senantiasa peduli kepada sesama.

Berikutnya, Al Quran memerintahkan kita wajib melakukan puasa di bulan Ramadan. Di sini terkandung misi, agar dengan puasanya, dengan lapar dan dahaganya, terbentuk jiwa seorang yang bertaqwa. 

Ada nilai-nilai akhlak di dalam jiwa yang taqwa, karena Rasulullah menegaskan, ketika orang dalam puasanya tidak bisa menghentikan omongan dan perbuatan kotor, maka Allah tidak butuh dengan lapar dan dahaga orang-orang tersebut. 

Artinya, Allah mengedepankan kepada kita, dengan puasa itu akan membangun nilai-nilai akhlak di dalamnya.

Demikian pula ibadah haji dan ibadah umroh, Allah menjadikan nilai akhlakul karimah sebagai syarat mutlak seorang yang pergi haji atau umroh agar diterima oleh Allah SWT. 

Allah SWT menegaskan dalam Al Quran: “Barang siapa yang telah diwajibkan berhaji, maka tidak boleh bagi mereka melakukan rofas (berkata kotor), tidak boleh fasik (keluar dari ketaatan terhadap Allah dan Rasul), bahkan bicara yang tidak diperlukan di tengah ibadah haji dan umroh”. 

Intinya, orang yang baik ibadahnya dengan Allah adalah juga orang yang baik dalam hubungan sosial kemasyarakatannya dan di dalam persaudaraannya. Itulah perilaku muslim yang senantiasa mencerminkan akhlakul karimah.

Maka, mari kita perbaiki akhlak kita, kita perbaiki ibadah kita, agar kita nantinya benar-benar menjadi seorang muslim yang berhak mendapatkan cinta dari Rasulullah dan mendapatkan posisi terdekat di samping Rasulullah Muhammad saw.

Jika diterjemahkan pada filosofi yang berlaku umum, boleh dikatakan bahwa perilaku humanis menjadi penting sekali untuk kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Wujud nyatanya adalah dengan menunjukan kasih sayang kepada sesama manusia, lebih peduli pada orang lain. Artinya, kita tidak boleh egois.

Dengan menunjukkan kasih sayang dan kepedulian, kita dapat membangun hubungan yang langgeng dan bermakna dengan orang lain, termasuk yang non muslim.

Memperlakukan semua pihak secara adil dan merata, tidak melakukan penipuan, tidak memanipulasi atau memanfaatkan kelemahan orang lain, bersikap jujur, komitmen dengan janji, adalah beberapa contoh sikap yang terpuji.

Etika berkomunikasi perlu pula menjadi perhatian kita. Berbicaralah dengan sopan, menghormati lawan bicara dan menghindari kata-kata atau perilaku yang merugikan atau menyakiti orang lain. 

Nabi bersabda: “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berbicara yang baik atau diam”.

Sekiranya semua kita menerapkan hal-hal di atas secara konsisten, akan tercipta dunia yang damai. Hubungan antar berbagai kelompok dan golongan, termasuk hubungan antar umat beragama akan berjalan dengan harmonis.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun