Mayoritas responden mengaku mengunjungi mal yang lokasinya berdekatan dengan rumah dan suasana mal yang nyaman. Alasan lainnya adalah produk lengkap atau outlet beragam, dan adanya promo menarik yang ditawarkan oleh pihak mal.
Jelaslah, yang sekarang menghidupkan mal adalah food court, arena permainan anak-anak, dan bioskop. Bukan lagi counter pakaian dan supermarket, karena banyak orang memilih belanja secara online.
Di hari-hari tertentu, mal juga menjadi tempat pameran, tempat bertemu artis dengan penggemarnya, dan tempat event khusus lainnya.Â
Tapi, area mal yang konsisten setiap hari ramai, adalah area untuk makan-makan. Memang, bagi kalangan yang punya dana sangat terbatas, tidak akan makan di mal, karena harganya lebih mahal ketimbang di kios pinggir jalan.
Lalu, apakah mereka yang punya uang tidak bosan sering-sering makan di mal? Kebosanan makan di mal relatif jarang terjadi, karena demikian beragamnya pilihan yang ada. Tentu, apa yang dimakan bisa silih berganti.
Ada yang bergaya kafe, yang menawarkan kopi dan minuman ringan, juga aneka makanan ringan. Di sini banyak anak muda yang ngopi-ngopi cantik sambil sibuk bekerja dengan laptop.
Untuk makan "berat", tersedia banyak sekali pilihan, baik makanan tradisional maupun asing (Amerika, Eropa, Jepang, Korea, Timur Tengah, Thailand, Malaysia, dan sebagainya).
Adapun mal yang saya sukai, juga mempertimbangkan adanya musala yang luas dan nyaman.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H