Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Chaos di Bangladesh dan Inggris, Ingat Indonesia 1998

12 Agustus 2024   07:02 Diperbarui: 12 Agustus 2024   07:28 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Unjuk rasa di Bangladesh|dok. AFP/Munir Uz Zaman, dimuat Kompas.com

Di Inggris ada isu kesenjangan antara warga asli dengan kelompok yang lahir dari orang tua imigran. Hal ini berkelindan dengan isu SARA yang membuat warga muslim jadi sasaran.

Awalnya, pada 29 Juli 2024, tiga anak perempuan berusia antara enam dan sembilan tahun tewas dalam serangan pada acara tari bertema Taylor Swift untuk anak-anak di kota pantai Southport, Inggris Utara. 

Delapan anak lainnya dan dua orang dewasa terluka. Polisi menangkap seorang pria berusia 17 tahun sebagai tersangka pelaku. 

Dari informasi palsu yang beredar di media sosial bahwa tersangka adalah seorang migran muslim. Pihak kepolisian sesuai dengan aturan di Inggris merahasiakan identitas pelaku yang belum berusia 18 tahun.

Tapi, ketika kerusuhan anti imigran muslim dengan cepat menyebar ke berbagai penjuru Inggris, akhirnya polisi mempublikasikan identitas pelaku yang memang keluarga imigran Afrika, namun bukan muslim.

Di Bangladesh terjadi unjuk rasa besar-besaran di ibu kotanya, Dhaka, dan menyebar ke kota lain selama beberapa hari sejak pertengahan Juli yang lalu.

Protes besar-besaran ini dipicu oleh kebijakan Pemerintah Bangladesh yang menetapkan pembatasan kuota seleksi pegawai negeri sipil (PNS). 

Mahasiswa menuntut agar pemerintah menghapus sistem kuota untuk PNS dan mulai menerapkan skema seleksi berbasis prestasi.

Ekonomi masyarakat yang berada dalam lingkar pemerintah relatif baik, makanya status pegawai negeri sipil (PNS) menjadi sangat dihargai.

Para alumni perguruan tinggi sangat merasakan susahnya menjadi PNS, karena ada kuota untuk keluarga pejuang kemerdekaan yang kebanyakan diisi oleh mereka yang dekat dengan pemerintah.

Sebelum era pandemi, banyak brand pakaian yang terkenal di pasar internasional dibuat di Bangladesh, karena upah buruh di sana yang lebih murah. Jadi buruh menjadi harapan mereka yang menganggur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun