Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Liga 1 Bergulir Lagi, Kapan Jadi Liga Top Asia Tenggara?

11 Agustus 2024   06:30 Diperbarui: 11 Agustus 2024   06:37 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Press  Conference BRI Liga 1 musim 2024/2025 |dok. bola.net/Fitri Apriani

Liga 1 sebagai kompetisi kasta tertinggi persepakbolaan Indonesia untuk musim 2024/2025 telah resmi bergulir sejak Jumat, 9 Agustus 2024 kemarin.

Pada laga pembuka, Persib Bandung menjamu tim promosi yang belum lama ini menjuarai Liga 2, yakni PSBS Biak. 

Biak adalah sebuah pulau yang terletak di sebelah utara pesisir Papua. Pulau di Teluk Cenderawasih itu langsung menghadap ke Samudra Pasifik.

Setelah Persipura Jayapura terlempar ke Liga 2, PSBS Biak menjadi penerus kejayaan Papua dalam kancah sepak bola nasional.

Persib sendiri adalah juara Liga 1 musim 2023/2024, setelah memenangi Championship Series (yang diikuti 4 klub yang menduduki peringkat teratas reguler series).

Pada pertandingan reguler, Borneo FC yang tampil sebagai juara. Bahkan, ketika Borneo masih menyisakan beberapa pertandingan, posisinya dipastikan tak bisa digeser lagi.

Kembali ke laga Persib melawan PSBS Biak, skor akhirnya adalah 4-1 untuk kemenangan tuan rumah. Kemenangan ini disambut meriah bobotoh yang memenuhi stadion Si Jalak Harupat.

Pada hari berikutnya, Sabtu (10/8), dilakukan 3 pertandingan, yakni PSM Makassar menang atas Persis Solo 3-0, dan Madura United ditahan imbang 1-1 oleh Malut United.

Malut United adalah tim promosi dan menjadi klub Maluku pertama yang berlaga di Liga 1. Ada lagi klub promosi lainnya, yakni Semen Padang FC, yang menjadi satu-satunya wakil Sumatera.

Masih di hari Sabtu (10/8), Persija Jakarta yang sekarang resmi berkandang di Jakarta International Stadium (JIS), menghabisi perlawanan Barito Putera Banjarmasin dengan skor 3-0.

Kualitas Liga 1 dan Ketergantungan pada Timnas Pusat

Perkembangan Liga Indonesia perlu mendapat perhatian serius, karena kompetisi yang bagus diyakini akan berdampak positif bagi prestasi Timnas Indonesia.

Peringkat Timnas Indonesia saat ini sudah berada di atas Malaysia. Dari data terbaru, Indonesia bercokol di posisi 133. Di Asia Tenggara, hanya Thailand dan Vietnam yang posisinya di atas Indonesia.

Namun, kualitas Liga Indonesia jauh di bawah Liga Malaysia berdasarkan penilaian dari AFC. Dari 47 liga di negara-negara Asia (plus Australia yang juga bergabung di AFC), Indonesia berada di posisi ke-28.

Liga Thailand, Malaysia, Vietnam, Singapura, dan Filipina punya posisi di atas Liga Indonesia. Jelaslah, berdasarkan kriteria AFC, masih banyak yang perlu dibenahi dalam pelaksanaan Liga 1.

Dapat disimpulkan, meningkatnya prestasi Timnas Indonesia bukan karena Liga 1, namun karena bantuan "timnas pusat" alias dengan banjirnya pemain naturalisasi.

Ya, Belanda sekarang oleh pencinta sepak bola nasional dijuluki "timnas pusat", karena saking banyaknya pemain timnas Indonesia yang sebelumnya berpaspor Belanda.

Namun, pemain naturalisasi itu punya darah Indonesia dari kakek atau neneknya. Artinya, mereka bukan orang yang 100 persen asing. Bahkan, mereka cepat hafal lagu Indonesia Raya.

Ketergantungan pada timnas pusat sebaiknya mulai dikurangi. Pemain asing di Liga 1 diharapkan betul-betul mau berbagi ilmu dan pengalaman dengan pemain lokal.

Dengan demikian, pemain lokal di Liga 1 akan meningkat kualitas permainannya dan mampu mencuri perhatian pelatih timnas yang sekarang dijabat oleh Shin Tae Yong.

Sekali lagi, PR terbesar bagi semua stakeholder Liga 1, bagaimana meningkatkan kualitas kompetisi, agar peringkatnya naik di mata AFC. Jangan mimpi jadi liga top dunia, top Asia Tenggara dulu.

Penggunaan VAR (video assistant referee) menjadi langkah maju yang perlu diapresiasi. Tapi, secara umum, mutu perwasitan masih perlu ditingkatkan.

Nilai Ekonomi Liga 1 dan Utang Gaji Pemain

Aspek manajemen liga dan juga manajemen setiap klub menjadi hal yang mutlak perlu diperbaiki. Dilihat dari sisi finansial, seharusnya bila manajemen bagus, tak kan ada masalah yang berat.

Bukankah Liga 1 tak pernah kekurangan sponsor. Buktinya, kali ini BRI kembali tampil sebagai sponsor untuk ke-4 kalinya.

Artinya, BRI "ketagihan" karena merasa nilai ekonominya sangat besar. Produk internet banking BRI dengan aplikasi Brimo menjadi terkenal sejak menjadi sponsor Liga 1.

Klub-klub pun banyak yang sukses menggaet sponsor, termasuk klub promosi dari Biak dan Maluku Utara. Mudah-mudahan tidak lagi ada kisah klub yang berutang gaji pemain dan pelatih.

Terakhir, masalah suporter agar mendapat perhatian khusus. Hanya di Indonesia suporter yang boleh hadir kelompok pendukung tuan rumah saja.

Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 130 orang pendukung Arema FC memang membuat trauma. Tapi, dengan kesiapan semua pihak terkait, tragedi sejenis diharapkan tidak akan terulang.

Bila aspek keamanan dilakukan sesuai standar internasional, maka penanganan suporter, termasuk bagi suporter tim tamu, tentu akan lebih baik.

Itulah beberapa catatan yang kiranya dapat diperhatikan oleh semua pihak yang berkaitan dengan dimulainya kembali Liga 1.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun