Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana tanpa ragu menyebutkan bahwa lebih dari 1.000 anggota legislatif bermain judi.
Padahal, Ivan berbicara dalam rapat dengan komisi bidang hukum DPR di Senyan, Jakarta. Jelas ini membuat merah kuping anggota dewan yang terhormat itu.
Agar tidak salah pengertian, 1.000 orang dimaksud terdiri dari anggota DPR dan DPRD di seluruh Indonesia, termasuk personil sekretariatnya.
Bahkan, Ivan menambahkan semua kalangan bermain judi online, termasuk tentara dan polisi. Maksudnya, tak ada lembaga atau daerah yang steril dari judi online.
Ironisnya, mayoritas pemain judi online adalah mereka yang berpenghasilan tak lebih dari Rp 1 juta sebulan.
Mereka sudah bukan dalam tahap coba-coba, melainkan ketagihan dan terkunci oleh utang. Duitnya sudah habis.
Tak Ada Rumus Menang Judi
Dalam wawancaranya dengan Majalah Tempo edisi 21 Juli 2024, Ivan mengatakan tidak ada rumus untuk menang bermain judi. Nyaris semuanya kalah. Kalkulasi kemenangannya kecil sekali.
Analisis yang dilakukan PPATK menunjukkan dari deposit yang mencapai Rp 60 triliun, yang balik ke masyarakat cuma sekitar Rp 70 miliar.Â
Artinya, yang kembali ke pejudi cuma sekitar 0,1 persen, sementara sisanya ditelan habis oleh para bandar judi online.Â