Anies telah berinvestasi kepopuleran sejak jauh-jauh hari. Penggagas Gerakan Indonesia Mengajar (GIM) sejak 15 tahun lalu itu, telah melambungkan namanya.
Bahkan, jauh sebelum itu, Anies sudah jadi aktivis di sekolah menengah dan berlanjut saat kuliah di Universitas Gadjah Mada.
Jelaslah, meningkatkan popularitas dan sekaligus elektabilitas tak bisa dilakukan secara ujuk-ujuk ketika mendekati masa pilkada.
Apapun hasil Pilkada DKI Jakarta nanti, tak ada salahnya anak muda yang bukan dari parpol tapi tertarik terjun ke politik, mengikuti jejak Anies.
Apalagi, bagi kader parpol, seharusnya melakukan hal-hal yang bisa menjadi "investasi politik" secara konsisten, dan jangan sampai terkesan melempem.
Jokowi Jadi Contoh Kader Parpol yang Sukses.
Jika Anies adalah contoh sukses meskipun tidak bergabung ke parpol, maka contoh kader parpol yang terbaik boleh dikatakan layak disematkan kepada Joko Widodo.
Saat ini mungkin saja PDIP tidak lagi menganggap Joko Widodo sebagai kadernya, karena dinilai tidak mendukung pasangan Ganjar-Mahfud yang diusung PDIP pada Pilpres lalu.
Tapi, terlepas dari itu, bagi mereka yang ingin merintis karir politik dengan masuk parpol tertentu, bisa belajar dari perjuangan Jokowi.
Tidak dapat dipungkiri, Jokowi adalah contoh spektakuler kesuksesan kader partai yang sukses dari bawah. Mulai dari jadi Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, dan mencapai puncaknya dengan terpilih jadi Presiden Republik Indonesia.
Namun, seandainya beliau masih kader partai berlambang banteng itu, Jokowi mungkin tidak akan pernah jadi Ketua Umum PDIP, mengingat karisma Megawati yang begitu kuat.