Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bintang di Sekolah Biasa atau Pelajar Biasa di Sekolah Favorit?

1 Juli 2024   06:12 Diperbarui: 1 Juli 2024   06:50 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sekolah favorit|dok. SMAN 81 Jakarta, dimuat Tribunnews.com

Akar masalah dari PPDB Sekolah Negeri, salah satunya karena sistem zonasi kurang mengakomodir kemauan banyak orang tua yang ingin anaknya menjadi pelajar di sekolah favorit.

PPDB adalah singkatan dari Penerimaan Peserta Didik Baru. Maksudnya, dengan mekanisme PPDB ini akan terseleksi calon atau pendaftar yang diterima di sekolah negeri.

Dengan sistem zonasi, calon siswa diarahkan untuk sekolah sesuai dengan zona domisilinya. Hal ini berbeda dengan zaman dulu yang membebaskan calon siswa mendaftar di sekolah favorit.

Sebetulnya, istilah sekolah favorit bukan berdasarkan status resmi dari pemerintah, tapi berdasarkan anggapan masyarakat dilihat dari prestasi sekolah.

Meskipun sistem zonasi bertujuan untuk pemerataan, dalam arti anak pintar tidak menumpuk di satu sekolah, faktanya banyak orang tua yang berupaya memasukkan anaknya ke sekolah favorit.

Terlepas dari masih adanya dugaan penyimpangan dalam pelaksanaan PPDB, mereka yang belajar di sekolah yang "biasa-biasa saja", tidak perlu berkecil hati.

Pelajar yang berkualitas bintang di sekolah favorit sangat banyak. Tingkat persaingannya ketat, dan sulit untuk bisa menonjol. Nilai rata-rata di suatu kelas juga sangat tinggi.

Jadi, mereka yang hanya di level rata-rata tidak akan "terlihat". Akibatnya, mungkin ada siswa yang merasa stres karena ia sudah belajar keras, tapi tetap kalah dari teman-temannya.

Padahal, bila anak yang stres di sekolah favorit itu bersekolah di sekolah yang biasa-biasa saja, bisa jadi ia akan jadi bintang. Nilainya bisa jauh di atas nilai rata-rata kelasnya.

Dengan jadi bintang, ada keuntungan secara psikologis, yang membuat si pelajar terpacu untuk lebih rajin demi mempertahankan kebintangannya.

Kesempatan jadi bintang akan terbuka lebar bagi pelajar yang rajin, sehingga akan punya kebanggaan meskipun di sekolah yang biasa-biasa saja.

Dengan menjadi bintang, katakanlah juara kelas (meskipun sekarang tidak pakai sistem ranking), membuat rasa percaya diri akan meningkat. Ini modal penting buat nanti kuliah dan saat mencari pekerjaan.

Tapi, belajar di sekolah yang dipenuhi anak-anak yang secara akademis biasa-biasa saja, ada risiko lain. Makanya, orang tua perlu lebih intens mengamati pergaulan anaknya di sekolah.

Jangan sampai jadi anak yang larut dalam berbagai tindakan kenakalan di sekolah yang menurut persepsi banyak orang memang masuk sekolah peringkat bawah.

Adapun di sekolah favorit, relatif tidak banyak anak-anak bermasalah, sehingga lingkup pergaulan seorang pelajar relatif lebih sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun