Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Peter Pan Syndrome, Orang Dewasa yang Kekanak-kanakan

29 Juni 2024   06:30 Diperbarui: 29 Juni 2024   06:57 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyebabnya yang terutama adalah karena pola asuh yang terlalu permisif, dalam arti orang tua membolehkan anak melakukan apa saja yang ia inginkan.

Bisa juga karena pola asuh yang terlalu protektif atau selalu dilindungi orang tua. Sering pula orang tua mengatakan dunia luar itu berbahaya.

Akibatnya, si anak punya cara pandang yang salah terhadap dirinya sendiri dan lingkungan di sekitarya.

Kemudian, karena tidak percaya diri dan selalu cemas ketika berinteraksi dengan orang lain, mereka membentengi diri dengan bersikap layaknya anak kecil.

Kalau kita terlanjur punya anggota keluarga yang diduga terkena Peter Pan Syndrome, apa yang perlu kita lakukan? Paling tidak, 3 hal berikut ini bisa membantu:

Pertama, mendatangi psikolog atau psikiater agar dapat diterapi dengan tepat. Tentu, sebelumnya dilakukan pemeriksaan oleh ahlinya untuk mendiagnosis.

Kedua, dukungan dari keluarga sangat penting dan juga dari lingkungan sekitar. Dukungan tersebut dengan mendengar keluh kesah si penderita, tanpa terlalu mengintervensi.

Ketiga, meskipun tanpa terkesan mengintervensi, motivasi dari keluarga tetap diperlukan agar mereka lebih berani. Terhadap kemajuan kecil yang dialaminya, berikan apresiasi.

Demikian sekilas tentang penyakit Peter Pan Syndrome, semoga bermanfaat bagi para pembaca Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun