Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Sekarang Ada Starlink, Dulu Ada Bank Beli Satelit

27 Mei 2024   08:27 Diperbarui: 27 Mei 2024   08:37 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi penduduk yang tinggal di kota besar, mungkin tidak terbayangkan betapa menderitanya hidup tanpa jaringan internet. Boleh dikatakan, saat ini internet jadi kebutuhan pokok.

Coba saja lihat, hampir semua orang dalam berbagai kesempatan, selalu sibuk memelototi layar ponselnya. Bahkan, ketika ke toilet sekalipun.

Jangan buru-buru mengatakan mereka yang kaum rebahan itu sebagai kelompok pemalas. Betul, yang hanya asyik main game atau nonton video, cukup banyak.

Tapi, tak kalah banyak pula mereka yang produktif, mereka yang meraup cuan berkat kreativitasnya. Dari pengusaha besar hingga pelaku UMKM diuntungkan dengan adanya internet.

Mari kita fokuskan pembahasan pada pelaku UMKM yang jumlahnya sangat banyak di negara kita dan tersebar di semua penjuru tanah air.

Sebelum ada internet, produk yang dibuat oleh pelaku usaha mikro di suatu desa, hanya dikenal oleh warga desa tersebut dan mungkin hingga beberapa desa tetangga.

Sesekali jika ada orang dari kota kabupaten yang berkunjung ke desa itu dan membeli produknya sebagai oleh-oleh, sangat menyenangkan bagi si pelaku usaha.

Sekarang, dengan produk yang sama dan dikemas secara lebih baik, berkat internet, bisa dipromosikan dan dijual di berbagai platform e-commerce atau dijual melalui media sosial.

Pembelinya bisa datang dari mana-mana, bahkan dari luar negeri. Transaksi berlangsung secara non tunai dan barang dikirim melalui perusahaan ekspedisi.

Nah, sekarang coba bayangkan jika pelaku usaha mikro itu berdomisili di sebuah pulau kecil terpencil di Maluku, yang belum terjangkau jaringan internet.

Jelas, ada semacam ketidakadilan antara pelaku usaha di daerah yang jaringan internetnya lancar dengan yang tidak punya atau tidak lancar jaringan internetnya.

Baik, kita beralih sebentar ke kisah sebuah bank yang punya jaringan kantor sangat tersebar di seluruh Indonesia. Bank ini menjangkau daerah pelosok, terluar, atau terisolir.

Pada tahun 2016, manajemen bank tersebut memutuskan untuk membeli satelit sendiri agar transaksi perbankan di mana pun juga bisa online realtime. 

Jadi, bank tersebut tidak membeda-bedakan pelayanan, baik kepada nasabah private-nya di daerah elit di Jakarta, maupun nasabah kecil di Pulau Natuna, Pulau Rote, atau di Kepulauan Talaud.

Begitulah kondisi geografis Indonesia. Dengan belasan ribu pulau yang menyebar, tidak gampang bagi suatu perusahaan mengelola usahanya bila jaringannya merata hingga ke semua daerah.

Tindakan manajemen bank yang berani membeli satelit sendiri, tak ayal mendapat tanggapan pro dan kontra dari pengamat perbankan.

Yang tidak setuju, mempertanyakan biaya pembelian satelit yang sangat besar, padahal bank tidak berbisnis sebagai penyedia jaringan komunikasi seperti perusahaan telekomunikasi.

Namun, buktinya bank dimaksud hingga sekarang masih berhasil mempertahankan predikatnya sebagai bank dengan perolehan laba terbesar di Indonesia.

Bank tersebut punya struktur nasabah yang didominasi oleh pelaku UMKM. Ternyata, UMKM jika diberi kepercayaan oleh bank, rata-rata bisa berkembang dengan baik.

Kemudian, mari kita lihat perkembangan terakhir. Kehadiran Elon Musk di Bali 19 Mei lalu, telah menandai era baru dalam jaringan komunikasi yang lebih merata di negara kita.

Soalnya, internet Starlink yang dimiliki Elon Musk pada hari itu resmi diluncurkan di Indonesia dengan menggunakan satelit orbit rendah.

Internet starlink dengan kecanggihannya mampu merambah masuk ke daerah tertentu di Indonesia yang selama ini sulit mengakses internet.

Tentu, kehadiran Starlink menjadi sangat bermanfaat dalam rangka meningkatkan produktivitas UMKM di daerah yang selama ini belum tersedia jaringan internet yang lancar.

Ingat, di Indonesia UMKM adalah tulang punggung ekonomi karena menyerap sekitar 97 persen angkatan kerja. Pemasaran digital dan e-commerce menjadi keharusan demi kemajuan UMKM.

Tapi, diharapkan Starlink bisa berkolaborasi dengan perusahaan telekomunikasi lokal.  Bahkan, kalau bisa, masuk lagi perusahaan penyedia internet lain, agar tidak terkesan memonopoli.

Bila di suatu daerah ada beberapa perusahaan penyedia layanan internet, masyarakat jadi punya beberapa pilihan.

Dengan demikian, akan muncul produk berkualitas lebih bagus, namun tarifnya masih terjangkau oleh pelaku UMKM.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun