Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Seolah-olah Sibuk, Gerak Tanpa Bola ala Orang Kantoran

6 Mei 2024   07:38 Diperbarui: 6 Mei 2024   07:40 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto GABRIEL BUOYS, dimuat Kompas.com

Gerakan tanpa bola (gertabol) termasuk salah satu teknik dasar dalam sepak bola. Gerakan ini sama pentingnya dengan gerakan pakai bola.

Menggiring, menendang, dan menyundul adalah contoh gerakan dengan bola. Berlari dan bergerak setelah mengumpan, merupakan contoh gertabol.

Tujuan gertabol adalah untuk mengelabui lawan dan sekaligus mendapatkan posisi untuk menerima umpan atau untuk mencetak gol ke gawang lawan.

Sering pula pemain lawan terkecoh dengan gertabol, karena gerakannya akan memancing pemain lawan untuk ikut berlari menghadangnya.

Akibatnya, ada posisi kosong yang ditinggalkan pemain lawan yang berlari, yang bisa dimanfaatkan sebagai celah untuk dimanfaatkan oleh pemain yang bergerak dengan bola.

Nah, istilah gertabol ternyata bisa pula diterapkan oleh orang kantoran, tentu dalam konotasi yang sangat berbeda dengan yang terjadi di lapangan hijau.

Gertabol di kantor secara ringkas adalah cara yang dilakukan seorang karyawan untuk mengelabui atasannya. Dalam hal ini, si karyawan terlihat sibuk sekali, padahal tidak mengerjakan apa-apa.

Contohnya, si karyawan terlihat sibuk mengetik di laptop atau personal computer, namun yang diketik adalah curhat pribadinya yang mungkin lagi ada masalah dengan pacarnya.

Sibuk atau produktif bisa menjadi hal yang sejalan, dalam arti orang yang sibuk akan produktif. Namun, bisa pula tidak sejalan, dalam arti orang sibuk belum tentu bisa produktif.

Hanya, faktor niat atau kemauan seorang karyawan lah yang jadi penentu, apakah kesibukannya yang tidak produktif itu sesuatu yang di luar harapan atau justru by design.

Maka, si pelaku gertabol jelas-jelas punya niat yang keliru. Jika manajemennya paham, orang yang gertabol harusnya diberi peringatan, hukuman atau bahkan dikeluarkan saja.

Memang, ada karyawan yang sebetulnya sudah berniat untuk menghasilkan kinerja yang produktif, yang lebih unggul ketimbang rata-rata karyawan lain.

Masalahnya, si karyawan itu tidak atau belum menemukan kiat bekerja yang efektif dan efisien. Sehingga, kesibukannya yang bertumpuk-tumpuk malah membuat hasil akhirnya kurang bagus.

Namun, yang dikupas melalui tulisan ini merupakan hal yang berbeda. Di sini, si karyawan memang menginginkan kerja yang santai, tapi ingin mengelabui atasan dengan terlihat seolah-olah sibuk.

Gaya gertabol ala orang kantoran itu lazim terjadi di perusahaan yang manajemennya kurang aktif mengontrol pekerjaan para karyawan.

Lagipula, sistem penggajian dan pemberian bonusnya masih bergaya lama dengan memakai sistem PGPS (Pintar Goblok Pendapata Sama).

Karyawan yang punya kemauan tapi kurang mampu, bisa dibekali dengan pelatihan yang baik.

Tapi, karyawan yang meskipun mampu tapi tidak punya kemauan untuk berkinerja baik, sebaiknya diberikan motivasi yang tingggi agar mindset-nya berubah.

Sekiranya tidak mempan dimotivasi atau dibina, ya dibinasakan saja, demi tidak menular ke karyawan lain.

Ingat, manajemen yang baik ditandai antara lain dengan penerapan sistem reward and punishment yang konsisten.

Jika mereka yang merusak sistem itu dibiarkan begitu saja, akan menimbulkan kecemburuan mereka yang telah bekerja secara sungguh-sungguh.

Jadi, mau tak mau, seorang atasan perlu aktif dalam mengawasi dan mengevaluasi perilaku bawahannya, agar visi, misi, dan target usaha bisa dicapai.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun