Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Dibutuhkan 10 Orang, Pelamar 300 Orang, Diterima 3 Orang

7 Mei 2024   08:00 Diperbarui: 7 Mei 2024   08:16 738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi antrean Job Fair|dok. tribunnews.com/Tribun Jateng/Permata Putra Sejati

Job Fair atau bursa yang mempertemukan para pencari kerja dengan perusahaan atau lembaga yang membutuhkan tenaga kerja, cukup sering digelar di berbagai kota.

Pada setiap job fair, bisa dipastikan antrean para pencari kerja akan mengular, bahkan terkadang terlihat demikian penuh sesak sehingga menjadi kurang tertib.

Hal itu membuktikan bahwa betapa banyaknya jumlah penganggur di negara kita. Memang, sebagian di antaranya bisa jadi sudah bekerja, tapi ingin mencari tempat baru yang lebih baik.

Di lain pihak, ternyata perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja juga lumayan banyak, makanya job fair relatif sering dilakukan.

Padahal, salah satu ketakutan para pencari kerja saat ini adalah semakin sedikitnya lowongan kerja yang tersedia karena semakin canggihnya teknologi.

Jenis pekerjaan tertentu yang dulu membutuhkan tenaga manusia, sekarang bisa digantikan robot, mesin, atau bahkan artificial intelligence (AI).

Namun, tetap saja masih banyak posisi yang oleh manajemen suatu perusahaan dinilai lebih tepat dilakukan oleh tenaga kerja dengan kualifikasi dan kompetensi tertentu.

Tentu, hal itu disambut gembira oleh mereka yang baru lulus dari perguruan tinggi yang mendominasi para pemburu pekerjaan.

Selain mereka yang baru lulus, sebetulnya mereka yang sudah lulus beberapa tahun juga ikut antre dalam barisan pencari kerja. Artinya, mereka sudah lumayan lama menganggur.

Sekadar memenuhi kriteria awal atau disebut juga seleksi administrasi, tidaklah sulit bagi kebanyakan pelamar. Rata-rata mereka lulusan S-1 dengan indeks prestasi yang bagus.

Lalu, biasanya ada batasan usia maksimal. Makanya, melihat barisan panjang pengantre di job fair, rata-rata berusia muda, di bawah 30 tahun.

Tapi, begitu memasuki tahap asesmen kompetensi, ternyata kompetensi para pelamar yang sesuai dengan profil kompetensi yang dibutuhkan untuk suatu posisi, banyak yang di luar harapan.

Bermodalkan ijazah sarjana dengan indeks prestasi akademik di atas 3 sekalipun, hanya sekadar konfirmasi bahwa seseorang punya pemahaman teoritis di bidang studi tertentu.

Padahal, kompetensi yang dibutuhkan suatu perusahaan, lebih banyak yang bersifat soft skill, dalam arti kemampuan berinteraksi dengan orang lain dalam berbagai situasi.

Contoh soft skill dimaksud antara lain kemampuan berkomunikasi, berkoordinasi, dorongan berprestasi meskipun bekerja di bawah tekanan, dan kemampuan memecahkan masalah.

Jadi, pelamar yang punya kemampuan akademis yang baik serta ditunjang dengan pengalaman berorganisasi yang beragam, berpeluang besar untuk diterima bekerja.

Organisasi tersebut bisa bersifat intra kampus, organisasi kepemudaan di luar kampus, atau organisasi sosial, agama, dan kemasyarakatan.

Dalam berorganisasi akan terasah kemampuan berkomunikasi, kemampuan mempengaruhi orang lain, kemampuan mengarahkan anggota yang masih junior, dan sebagainya.

Sayangnya, tak banyak mahasiswa yang hebat secara akademis dan juga hebat dalam berorganisasi atau kegiatan lain yang bersifat massal.

Biasanya, mereka yang akademisnya hebat tergolong kutu buku dan kurang bergaul. Mereka tak mau ikut-ikutan berorganisasi.

Sementara itu, yang hobi berorganisasi biasanya "tenggelam" dalam berbagai aktivitas yang membuat nilai-nilai akademisnya sekadar pas-pasan untuk lulus.

Maka, jangan heran jika sering terjadi fenomena yang ironis dalam setiap ajang seleksi penerimaan karyawan baru di suatu perusahaan. 

Hal ironis itu bisa digambarkan dengan rumus berikut ini: "Ada 10 posisi yang lowong, yang diminati oleh 300 orang pelamar, namun hanya 3 orang yang diterima".

Rumus di atas hanya sekadar menggambarkan apa yang dikeluhkan para asesor kompetensi yang bertugas menyeleksi calon karyawan di banyak perusahaan.

Jangan mengira karena pelamarnya sangat banyak dan yang dibutuhkan 10 orang, maka 10 terbaik akan otomatis diterima bekerja.

Masalahnya, jika 10 terbaik itu hanya 3 yang kompetensinya sesuai dengan kebutuhan perusahaan, ya hanya 3 orang pelamar itu yang diterima.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun