Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Hati yang Lapang, Bukti Keberkahan Puasa Ramadan

25 April 2024   04:50 Diperbarui: 25 April 2024   05:25 1115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dok. pexels/andrea piacquadio, dimuat idntimes.com

Bulan Ramadan telah sekitar dua minggu berlalu. Tapi, seyogyanya banyak hikmah Ramadan yang tetap melekat dalam kehidupan kita sehari-hari.

Artinya, jika hikmah Ramadan itu tidak berlanjut hingga sekarang, saatnya kita melakukan introspeksi. Bisa jadi ibadah puasa kita tidak dilakukan dengan cara yang bersungguh-sungguh.

Memang, kalau kita hanya berpuasa dengan sekadar menahan lapar dan haus, maka hikmah puasa yang kita peroleh bagi kehidupan kita, sangat minim.

Sebagai contoh, salah satu hikmah puasa yang dilakukan dengan benar, adalah membuat hati seseorang jadi lapang. 

Hati yang lapang antara lain ditandai dengan perasan damai, sejuk, selalu berpikir positif, dan tidak menyimpan sakit hati pada orang lain.

Maka, kalau misalnya kita gampang naik darah, gampang tersulut emosi saat berinteraksi dengan orang lain, bisa dikatakan puasa yang telah kita lakukan hanya sekadar menahan lapar dan haus.

Hati yang lapang itu tidak gampang tersinggung oleh tindakan atau komentar orang lain, baik yang bermaksud menyindirnya maupun yang sekadar keseleo lidah (slip of tongue).

Di lain pihak, pemilik hati yang lapang, selalu hati-hati bertindak dan berkata-kata. Apa kalimat yang akan keluar dari mulutnya, dipertimbangkan dulu agar tidak menusuk hati lawan bicaranya.

Seandainya tanpa sengaja ada perbuatan atau kata-katanya yang menimbulkan ketersinggungan orang lain, tanpa ragu ia akan segera minta maaf.

Kalau ada orang lain yang melakukan sesuatu yang tak berkenan di hatinya, ia tidak cepat tersinggung, bahkan langsung memaafkan sebelum orang lain itu minta maaf.

Hati yang lapang adalah pertanda selalu bersyukur atas kondisi apapun yang dihadapi, sehingga bisa dikatakan hati yang lapang menjadi sumber kebahagiaan bagi seseorang.

Bahkan, ketika mendapat musibah pun, selain bersabar juga perlu disyukuri. Karena selalu ada hikmah di balik musibah. Paling tidak, agar kita makin hati-hati, makin dekat dengan Allah.

Bahwa seseorang harus berikhtiar semaksimal mungkin agar memperoleh apa yang diinginkannya, tentu tidak perlu kita perdebatkan.

Namun, pada akhirnya ketetapan Allah lah yang berlaku, dan itu menjadi hal yang terbaik untuk kita. Hanya, terkadang kita terlambat menyadari ketetapan Allah itu yang terbaik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun