Anak-anak panen uang selama lebaran, yang diterimanya dalam bentuk salam tempel dari saudara dan kerabatnya yang bertemu saat bersilaturahmi.
Lebaran betul-betul jadi momen yang dinantikan oleh semua anak-anak. Mereka menghitung uang yang didapat dan merasa jadi orang "kaya", karena jumlahnya jauh di atas uang jajan hariannya.
Tapi, bagi orang tua yang membebaskan anak-anaknya untuk berbelanja apapun yang disukainya, uang yang banyak dalam hitungan beberapa hari sudah ludes.
Sangat disayangkan kalau uang salam tempel lebaran habis tak berbekas karena dibelikan petasan dan kembang api. Atau, untuk menikmati berbagai permainan berbayar di mal atau di tempat lainnya.
Jika dipakai untuk membeli pakaian atau buku pelajaran, masih ada manfaatnya. Akan lebih bermanfaat lagi jika ditabung. Sehingga, suatu saat ketika ada keperluan yang terkait dengan pendidikan, uang tersebut bisa digunakan.
Inilah saat yang tepat bagi anak-anak untuk belajar dan terlibat langsung dalam soal literasi keuangan. Maksudnya, anak harus tahu dan terampil dalam mengelola uang secara baik.
Mengenal konsep uang dan nilainya, termasuk juga tentang uang masuk (sumber dana) dan uang keluar (penggunaan dana), sudah bisa dimulai penjelasannya kepada anak, tentu dengan bahasa yang sederhana.
Dengan uraian yang gamblang pula, sebaiknya orang tua menjelaskan hal-hal yang terkait dengan literasi keuangan berikut ini:
Pertama, tidak boros ketika punya banyak uang. Kemudahan berbelanja secara online dan terlalu sering muncul iklan di layar hape seseorang, sangat mungkin menggoda anak-anak dan remaja untuk boros.
Kedua, ketika lagi menerima uang seperti saat lebaran, bagi anak yang gemar menabung pasti yang otomatis terpikir olehnya adalah menambah tabungannya.