Melakukan perjalanan mudik dari Jakarta ke Padang melalui jalur yang kurang peminat, ingatan saya melayang pada apa yang saya alami di tahun 2016.
Kenapa saya sebut jalur yang kurang peminat? Karena jalur utama yang menghubungkan antar kota di Sumatera disebut sebagai Jalan Lintas Sumetara, yang merupakan jalur tengah.
Sejak 3 tahun terakhir ini, jalur tengah pun kalah pamor dengan lintas timur, karena ada jalan tol Bakauheni-Palembang.Â
Setelah keluar tol di Palembang, baru kembali ke jalur tengah, yakni menuju Lubuk Linggau, Muaro Bungo dan Sijunjung. Bagi yang mau ke Padang belok kiri ke Solok, baru masuk kota Padang.
Kenapa jalur barat Sumatera relatif sepi? Ini mirip dengan jalur mudik pansela (pantai selatan) Jawa, yakni jalannya relatif kecil, dan tidak banyak pom bensin dan warung makan.
Namun, seperti juga pansela Jawa, jalur barat Sumatera ini betul-betul memanjakan mata, karena menyusuri banyak sekali pantai yang indah.
Itulah yang menjadi alasan saya memilih jalur barat, yakni ingin mudik sekalian berwisata. Nanti, saat kembali ke Jakarta, akan melewati jalur tengah, yakni Jalan Lintas Sumatera.
Sengaja saya memilih jalur barat saat menuju Padang meskipun masih bulan puasa, karena merasa energi berwisatanya masih oke, dalam arti dompet masih relatif tebal.
Kalau berwisata saat balik ke Jakarta, selain kelelahan karena habis berlebaran di kampung, dompet pun mungkin sudah tepos.