Bayangkan betapa dongkolnya orang yang ditanya. Baru bertemu sudah kena skak, sehingga selera menikmati hidangan lebaran pun jadi hilang.
Celakanya, jika orang yang ditanya itu bersilaturahmi dengan beberapa orang secara bergantian, pertanyaan serupa muncul lagi. Makin gondok, bukan?
Tapi, jika seseorang kapok bersilaturahmi gara-gara takut dipojokkan dengan pertanyaan-pertanyaan menusuk hati itu, juga keliru.
Jadi, sebaiknya dibawa santai saja, coba mengembangkan kreativitas dengan menjawab secara spontan yang terkesan seperti bercanda.
Jawaban versi bercanda itu sekaligus juga merupakan skak mat bagi si penanya, agar si penanya menyadari tidak perlu membahas hal sensitif itu lagi.
Misalnya, terhadap pertanyaan kok makin gemuk aja, jawabannya seperti ini: "ya, masing-masing orang kan punya kelebihan, kebetulan saya punya kelebihan di tubuh saya sendiri."
Terhadap pertanyaan kapan nikah, jawab saja begini: "memang mau diamplopin berapa sih kok kayaknya udah kebelet melihat saya nikah?".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H