Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Games Asyik dan Edukatif Saat Kumpul di Hari Lebaran

9 April 2024   00:17 Diperbarui: 9 April 2024   00:18 1223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kumpul saat lebaran|dok. iStockphoto, dimuat tirto.id

Kumpul-kumpul saat lebaran selalu mengasyikkan. Seperti yang biasanya saya alami jika kebetulan saya pulang mudik dari Jakarta ke Payakumbuh, sebuah kota di Provinsi Sumatera Barat.

Saya sendiri tidak setiap tahun pulang kampung ketika lebaran, meskipun pulang kampung di luar lebaran relatif sering. 

Tapi, hanya ketika mudik lebaran lah adanya kesempatan berkumpul dalam satu rumah dengan jumlah orang yang begitu banyak.

Karena kedua orang tua saya sudah berpulang ke rahmatullah, maka kami berkumpul di rumah kakak saya yang paling tua. 

Yang saya maksudkan dengan "kami" terdiri dari 6 keluarga besar, termasuk kakak tertua saya sebagai tuan rumah. 

Kakak tertua saya sehari-hari memang tinggal di Payakumbuh. Adapun saudara saya yang lain menetap di Pekanbaru, Duri, dan Dumai (semuanya di Provinsi Riau).

Sebetulnya, kami bersaudara ada 7 orang, tapi ada seorang adik saya yang meninggal dunia saat baru bekerja di sebuah instansi pemerintah dan masih bujangan ketika meninggal.

Bisa dibayangkan betapa hebohnya kami ketika itu, karena masing-masing saudara saya membawa anaknya secara lengkap, bahkan 2 orang kakak saya sudah punya cucu.

Saya senang berkomunikasi dengan anak-anak yang sudah bersekolah, dari yang masih SD hingga yang sudah kuliah. 

Saya berinisiatif melakukan permainan, biar antar anak-anak tersebut bisa saling merasa akrab dan sekaligus mengasah pengetahuan umum mereka.

Apa saja permainan yang saya lakukan dengan peserta sekitar 20 orang anak-anak dan remaja tersebut?

Pertama, main tebak letak kota yang ada di buku atlas. Umpamanya, saya buka peta Provinsi Nusa Tenggara Timur. Lalu, saya tanyakan di mana letak kota Atambua?

Mereka yang memang hafal nama-nama kota, biasanya dengan cepat menjawab dengan benar, dan saya beri hadiah agar mereka gembira.

Tapi, anak yang memang sekali itu mendengar nama kota Atambua, akan sulit menunjukkan letaknya di peta. Apalagi saya membatasi waktunya 60 detik saja.

Kedua, main tebak pepatah. Caranya, saya akan memperagakan gerakan tertentu. Anak-anak harus mampu menbak gerakan saya itu menggambarkan pepatah apa?

Contohnya, saya membuat gerakan melempar sesuatu dari kepalan tangan saya, setelah itu tangan saya sembunyikan ke belakang punggung.

Anak yang mengerti akan segera menjawab, pepatah yang saya gambarkan adalah "lempar batu sembunyi tangan". Artinya, orang yang pura-pura tidak tahu dengan kesalahan yang dibuatnya.

Ketiga, main tebak lagu anak-anak. Caranya, saya lagukan beberapa baris, nanti ditebak oleh anak-anak. Tebak lagu ini sangat menarik bagi anak TK dan kelas 1-2 SD.

Games tidak harus selalu bermain sendirian dengan gadget. Berbahaya jika anak-anak sudah kecanduan gadget. Kemampuan mereka berinetaraksi dengan orang lain akan terganggu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun