Banyak hal yang dipersiapkan dalam rangka menyambut lebaran. Ironisnya, sebetulnya di 10 hari terakhir Ramadan, kegiatan ibadah sebaiknya diperbanyak dan diperdalamÂ
Tapi, begitulah fakta yang terlihat secara kasat mata. Jamaah salat tarawih di berbagai masjid makin sedikit, apalagi yang melakukan i'tikaf.Â
Bahwa sebagian dari kita lebih mementingkan bagaimana menyambut lebaran, tentu bisa pula dimaklumi. Hal  itu bagian dari tradisi kita dalam berhari raya.
Membeli pakaian baru, membeli kue lebaran dan membuat ketupat dengan lauk opor ayam, seolah-olah menjadi kewajiban.
Ada lagi yang cukup menyita waktu, yakni merapikan rumah agar terlihat bagus saat tamu-tamu datang bersilaturahmi di hari lebaran.
Pekerjaan itu bisa dikerjakan sendiri oleh ibu rumah tangga yang mungkin dibantu oleh anak yang sudah remaja, juga dibantu oleh suami sebagai kepala rumah tangga di hari libur Sabtu Minggu.
Dengan dikerjakan sendiri, jelas biayanya lebih rendah, dan hasilnya lebih memuaskan karena penataannya sesuai selera tuan rumah.
Tapi, waktu yang dibutuhkan cukup lama, bisa berhari-hari, karena yang bekerja bukan orang yang terlatih untuk itu. Dan tentu juga sangat melelahkan.
Alternatif lain, bisa juga dengan mengambil orang yang profesional dalam bidang merapikan rumah. Waktu pengerjaannya lebih singkat namun biayanya relatif mahal.
Apapun keputusannya, mau dikerjakan sendiri atau memanggil ahlinya, beberapa catatan di bawah ini perlu diperhatikan.