Ajaran Islam menuntut umatnya untuk rajin membaca. Hal ini terbukti dari adanya perintah membaca (Iqra) dalam surat Al-Alaq ayat 96 dalam kitab suci Al-Quran.
Tentu, membaca di sini tidak sekadar membaca seperti anak-anak membaca buku. Melainkan juga termasuk mengumpulkan informasi dan menganalisisnya.
Kemudian, diharapkan dengan membaca dalam arti luas itu, akan berlanjut menjadi perbuatan atau amal baik dalam kehidupan sehari-hari.
Bulan Ramadan adalah bulan yang sangat tepat untuk memperbanyak membaca. Ketenangan dan kesejukan suasana bulan suci sangat kondusif untuk membaca.
Memang, bagi mereka yang bekerja, berpuasa bukan halangan untuk meningkatkan produktivitas. Artinya, rutinitas bekerja terus berlangsung seperti sedia kala.
Tapi, pada jam istirahat di tengah hari, yang di luar puasa dihabiskan untuk waku makan siang, saat puasa bisa dimanfaatkan untuk membaca.
Kitab suci Al Quran adalah kitab yang penting untuk selalu diulang-ulang membacanya, karena itulah yang menjadi pedoman hidup bagi umat manusia, khususnya umat Islam.
Membaca Al Quran itu ada ilmunya tersendiri. Jadi, kita sebaiknya membaca dengan benar tajwidnya, termasuk panjang pendeknya suatu suku kata.
Memahami terjemahannya menjadi hal yang tidak kalah pentingnya, mengingat kita di Indonesia rata-rata tidak menggunakan bahasa Arab. Tentu, ada pengecualian bagi sebagian orang yang pintar bahasa Arab.
Pada tahap yang lebih tinggi, kita harus mampu menghayati, meresapi, dan mengamalkan apa yang kita baca dalam kitab suci, sebagai acuan dalam kehidupan sehari-hari.
Tentu, ada baiknya memperkaya bacaan kita dengan membaca buku-buku ilmu pengetahuan umum yang sangat beragam, baik dalam format buku cetak secara fisik, maupun buku online.
Berikutnya, sejalan dengan konsep membaca dalam arti luas, kita sebaiknya juga membaca "buku" dalam konteks memperlajari kehidupan, dari apa yang dialami sendiri maupun dari pengalaman orang lain.
Dengan berinteraksi secara positif sesama manusia dari berbagai suku, berbagai profesi, dan juga bersifat lintas agama, kita akan saling belajar, untuk kemajuan kita bersama.
Lihat pula nasib orang-orang yang taraf kehidupannya mungkin di bawah kita. Kita harus berempati pada sebagian saudara kita yang kesusahan dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Apapun yang telah berhasil kita capai dan mungkin masih banyak keinginan kita yang belum terwujud, kita harus senantiasa bersyukur kepada Allah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI