Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Berat Mana, Puasa Ramadan atau Puasa Media Sosial?

30 Maret 2024   04:05 Diperbarui: 30 Maret 2024   04:17 1158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dok Freepik, dimuat berkeluarga.id

Melakukan ibadah puasa di bulan Ramadan, mungkin terasa agak berat di hari pertama saja, karena tidak boleh makan dan minum di siang hari selama sekitar 13 jam (untuk kondisi di Indonesia).

Mulai hari kedua dan seterusnya, sudah tidak terasa berat, karena kondisi tubuh sudah bisa menyesuaikan. Bahkan, karena kesibukan, kadang-kadang tidak terasa sudah masuk waktu berbuka puasa.

Begitulah, puasa makan dan minum sebetulnya relatif tidak berat. Yang lebih berat adalah mengendalikan emosi, karena orang berpuasa sebaiknya tidak kesal dan marah kepada orang lain.

Perlu diketahui, dalam zaman serba online sekarang ini, emosi yang meluap-luap tidak hanya terlihat di dunia nyata, tapi juga terjadi di dunia maya.

Coba saja iseng-iseng membuka perdebatan di berbagai aplikasi media sosial antar dua kelompok yang berbeda pendapat.

Kalimat umpatan, cacian, atau penghinaan dan pelecehan diposting secara liar dan tak terkendali. Dan hal ini banyak pelakunya, sehingga terkesan sudah menjadi hal biasa.

Yang diperdebatkan sangat beragam. Mulai dari soal pilihan politik yang berbeda hingga soal hasil pertandingan olahraga dan gaya hidup figur publik.

Padahal, perdebatan dalam hal seperti itu merupakan hal yang tidak ada ujung. Karena masing-masing pihak akan mempertahankan pendapatnya.

Ambil contoh soal politik saat pilpres yang belum lama ini berlangsung. Bukankah pendukung masing-masing capres akan mengatakan pilihannya yang terbaik, pilihan yang lain banyak kelemahannya?

Jadi, sebetulnya perang postingan di media sosial hanya menghabiskan waktu, bahkan di satu sisi bisa dinilai sebagai pekerjaan yang sia-sia.

Tapi, harus diakui, di sisi lain, bagi mereka yang kreatif dalam arti positif, media sosial bisa menjadi media belajar yang efektif, dan bahkan bisa menjadi ajang untuk mendapatkan rezeki.

Bagi mereka yang menggunakan media sosial sebagai sarana hiburan semata atau sarana untuk melepaskan emosi negatifnya, rasanya perlu sesekali melakukan puasa media sosial.

Bagaimana cara melakukan puasa media sosial? Mungkin beberapa langkah berikut ini bisa sebagai tips 

Pertama, sama halnya dengan puasa Ramadan, beratnya puasa media sosial akan sangat terasa di awal-awal. Maka, lakukanlah secara bertahap.

Kedua, tetapkan hari tertentu sebagai hari tanpa media sosial. Misalnya setiap hari Sabtu atau Minggu. Dengan niat yang kuat, pasti program sehari tanpa media sosial akan bisa dilakukan.

Ketiga, jangan bingung ketika berpuasa media sosial. Perbanyak aktivitas sosial di dunia nyata yang pasti punya sensasi tersendiri.

Bagaimanapun juga, ketergantungan dan kecanduan media sosial perlu kita kurangi, dan seimbangkan aktivitas di dunia maya dengan di dunia nyata 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun