Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Libur Panjang Tapi Tak Bisa Mudik? Tetaplah Bersyukur

5 April 2024   04:51 Diperbarui: 5 April 2024   04:58 1171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mudik lebaran | dok. ANTARA FOTO / Teguh Prihatna, dimuat tirto.id

Lebaran di negara kita identik dengan perjalanan mudik. Jangan mengira yang namanya mudik hanya dari suatu tempat ke tempat lain yang jauh.

Memang, pemudik dari Jakarta dan sekitarnya diperkirakan jumlahnya paling banyak. Soalnya, Jakarta memang kotanya para perantau dari berbagai penjuru tanah air.

Tapi, banyak pula pemudik dalam jarak sedang, seperti dari suatu provinsi ke provinsi tetangganya. Mungkin aktivitas pemudik seperti ini kurang diliput media massa.

Contohnya, penduduk asal Sumbar yang bekerja dan menjadi warga Riau, yang merupakan provinsi tetangga Sumbar, jumlahnya lebih dari 1 juta orang.

Arus mudik dari Riau ke berbagai kota di Sumbar, cukup membuat macet jalan raya. Tak kalah macet dengan jalan antar kota di Pulau Jawa, baik jalur pantura maupun mudik pansela.

Demikian pula pemudik dalam skop yang lebih kecil, yakni yang masih dalam provinsi yang sama, jumlahnya relatif banyak.

Mereka yang bekerja di Padang tapi berasal dari Payakumbuh (125 kilometer di utara kota Padang) tetap bisa disebut mudik saat lebaran. 

Jangan heran, kota Padang terlihat relatif sepi saat lebaran, karena warganya menyebar ke berbagai kota dan kabupaten di Sumbar atau provinsi lainnya.

Untuk tahun ini, jumlah pemudik menurut perkiraan pemerintah adalah sebanyak 193,6 juta orang atau setara 71,7 persen dari jumlah penduduk Indonesia.

Sejak Jumat tanggal 5 April 2024 arus mudik sudah mulai ramai, dan puncak arus balik akan berakhir pada Senin tanggal 15 April 2024.

Jadi, meskipun libur Idul Fitri hanya 2 hari dan ditambah cuti bersama 4 hari kerja, total libur jadi 10 hari dengan dua kali hari Sabtu dan Minggu.

Jelaslah, dari sisi waktu, libur lebaran kali ini tergolong panjang. Mereka yang bisa mudik akan sangat bergembira, tapi juga perlu cermat menghitung pengeluaran di masa yang panjang itu.

Namun, mereka yang akan bersedih adalah orang-orang yang tak bisa mudik, padahal punya orang tua dan saudara-saudara di kampung halamannya.

Bisa jadi mereka tidak mudik karena menjalankan tugas, seperti yang terjadi pada para polisi lalu lintas, petugas rumah sakit, juru mudi, pilot, masinis, sopir jarak jauh, dan sebagainya. 

Untuk mereka yang malah bertugas di hari lebaran, insya Allah pahalanya besar, karena dicatat sebagai ibadah bila diniatkan karena Allah.

Kesedihan ketika tetap bekerja di hari lebaran tak perlu berlarut-larut, justru perlu bersyukur karena diberi kesempatan melayani orang banyak. 

Bahkan, mereka yang tidak mudik karena belum punya uang yang cukup untuk biaya mudik, juga tetap perlu bersyukur. Insya Allah pada lebaran tahun depan mendapat rezeki yang memadai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun