Minuman yang satu botol itu lantas dibagi-bagi. Meskipun satu orang kebagian sedikit, terlihat semua puas. Tiba-tiba saja ada pedagang asongan yang menawarkan minuman yang sama.
Semua penumpang kendaraan tersebut pun membeli minuman berpemanis, yang sekaligus dijadikan sebagai penutup iklan.
Jadi, meskipun frekuensi seseorang untuk makan minum akan berkurang karena puasa, dengan rayuan iklan, penjualan produk makanan dan minuman tetap tinggi selama bulan puasa.
Demikian juga iklan obat-obatan atau produk yang mencegah muncuknya penyakit tertentu, juga gencar memasang iklan bertema Ramadan.
Banyak iklan yang memakai metode story telling dengan cerita yang menyentuh atau yang menggugah dan latar belakang kejadian di bulan puasa.
Ada juga iklan dengan model peragaan secara live di salah satu stasiun televisi, untuk acaranya saat berbuka puasa membagi pembawa acaranya dalam lima kelompok.
Kelompok pertama terlihat sedang menikmati makan mi instan merek tertentu dengan lahapnya
Kemudian kamera beralih ke kelompok kedua yang sedang berbuka dengan makan biskuit merek tertentu
Selanjutnya, ada yang lagi yang minum minuman berpemanis merek tertentu. Di sudut lainnya, ada yang minum kopi susu merek tertentu
Terakhir, ada dua orang host yang sedang mengunyah chicken nugget merek tertentu dengan ekspresi sangat nikmat.
Bayangkan, jika semua makanan dan minuman yang diiklankan itu dibeli dan dikonsumsi secara bersamaan oleh seseorang, pasti kapasitas perutnya tidak mampu menampung.