Ibu-ibu rumah tangga banyak yang galau dalam menghadapi bulan puasa. Apa lagi kalau bukan karena harga beras yang naik. Hal ini terjadi merata di berbagai penjuru tanah air.
Namun, dalam rangka menyiapkan hidangan makan sahur dan berbuka puasa, mau tak mau ibu-ibu tetap membeli beras dengan mutu yang baik.
Bahkan, lauknya pun akan diusahakan yang agak istimewa agar menggugah selera, misalnya dengan memasak lauk berbahan daging sapi atau ayam.
Jadi, menyarankan masyarakat untuk mencari makanan pokok pengganti nasi, mungkin akan diabaikan oleh banyak orang.
Kecuali, bagi mereka yang betul-betul tak lagi punya dana simpanan dan untuk meminjam ke pihak lain juga sulit, mau tak mau terpaksa mengonsumsi makanan ala kadarnya.
Tapi, sekiranya hubungan antar tetangga bisa berjalan dengan baik, ada harapan bagi keluarga yang kurang mampu pun akan menikmati makanan yang lezat.
Hal itu terjadi jika ada tetangga yang tergolong mampu yang berbaik hati berbagi makanan dengan tetangga yang kurang mampu.
Sayangnya, di kota-kota besar kerukunan antar tetangga terasa makin menurun, bahkan ada yang tak saling mengenal meskipun bertetangga.
Terlepas dari soal mahalnya harga beras, ada hal lain yang perlu diwaspadai oleh ibu-ibu yang membeli beras, yakni dituntut kewaspadaannya agar tak tertipu.
Salah satu stasiun televisi menayangkan hasil investigasi jurnalisnya pada program Buser Investigasi, pada Sabtu pagi (9/3/2024) yang lalu.
Dari tayangan tersebut diketahui bahwa masih ada oknum tertentu yang menjual beras berpemutih, berpengawet, atau beras apek yang disemprot cairan rebusan air pandan.
Celakanya, beras tersebut diberi label beras premium, meskipun harganya dipasang tidak semahal beras premium yang asli.
Maka, sangat diharapkan agar ibu-ibu rumah tangga yang membeli beras, jangan cepat tergiur dengan harga miring.
Ciri-ciri beras yang baik antara lain berwarna putih tapi tidak terlalu putih. Yang penting berasnya bersih, tidak bau, dan bebas dari kutu, kerikil dan kotoran lainnya.
Sebaiknya berbelanja di toko beras yang sudah jadi langganan, yang reputasi pedagangnya bisa dipercaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H