Diiring gemuruh angin, meniup daun-daun
Alam yang jadi saksi, kau serahkan jiwa raga
Angin tetap berhembus, tak henti, walaupun sampai akhir hayatku
Tapi tak lagi kau berada di sisiku
Oh angin malam bawa daku kepadanya
Anda masih mengingat dengan baik lagu di atas? Kalau ingat, saya sudah bisa menerka usia Anda. Jangan takut, saya tidak akan mengatakan Anda sebagai lansia.
Tapi, perkenankan saya menyebut Anda sebagai orang yang sudah matang dan berpengalaman sekali, kenyang dengan asam garam kehidupan.
Ya, lagu yang sangat romantis dan sentimentil itu dirilis pada tahun 1969 dan langsung melambungkan nama penyanyi yang melantunkannya, Broery Marantika.
Lagu tersebut menjadi tembang solo hit pertama dari penyanyi kelahiran Ambon, Maluku, 25 Juni 1942 itu.
Broery yang pernah mengganti namanya dengan Broery Pesulima (sesuai dengan nama fam/keluarganya), kemudian tercatat sebagai salah satu penyanyi dengan nama besar di Indonesia.
Broery meninggal dunia pada tanggal 7 April 2000 di Rumah Sakit Puri Cinere, Kota Depok, Jawa Barat, setelah menjalani perawatan karena penyakit stroke yang dideritanya.