Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Welcome Back Semen Padang dan Welcome PSBS Biak di Liga 1

1 Maret 2024   11:24 Diperbarui: 1 Maret 2024   13:01 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Skuad Semen Padang FC | dok. padangkita.com

Liga 1 sebagai kompetisi sepak bola nasional kasta tertinggi, pada musim 2023/2024 ini rasanya kurang menggambarkan kenusantaraan, karena tak ada klub dari Sumatera dan Papua.

Syukurlah, pada musim 2024/2025 mendatang, telah dipastikan akan diikuti oleh klub yang bermarkas di Sumatera, yakni Semen Padang FC.

Demikian pula, klub asal Papua, yakni PSBS Biak, yang bersama dengan Semen Padang telah mengantongi tiket promosi ke Liga 1.

Keduanya berhasil menang dalam laga semi final Liga 2 yang berlangsung dalam 2 leg (laga kandang dan tandang). 

Pada leg kedua yang berlangsung pada Kamis (29/2/2024), Semen Padang unggul 1-0 atas tamunya Maluku Utara (Malut) United FC. Secara agregat Semen Padang unggul 2-1.

Adapun PSBS Biak secara agregat mengalahkan Persiraja Banda Aceh dengan skor 5-1, setelah pada leg kedua yang berlangsung di Biak, tuan rumah menang 4-0.

Karena Semen Padang sudah lama berkiprah di pentas elit Indonesia, maka layak disampaikan ucapan welcome back atau selamat datang kembali.

Sedangkan untuk PSBS Biak, ini adalah sejarah baru. Selama 60 tahun klub tersebut berdiri, inilah rekor terbaiknya, lolos ke Liga 1.

Selama ini klub Persipura yang identik dengan sepak bola Papua. Namun, sekarang Persipura gagal promosi ke Liga 1. Bahkan saat kompetisi Liga 2, Persipura nyaris tergelincir ke Liga 3.

Salah satu dari klub berikut, Persiraja Banda Aceh atau Malut United FC, juga akan memperebutkan satu tiket ke Liga 1 yag masih tersisa.

Kedua klub tersebut secara geografis sama-sama jauh dari Pulau Jawa. Jelas, Liga 1 lebih bernuansa nusantara yang menggambarkan sepak bola Indonesia yang lebih merata.

Namun, pemerataan antar daerah itu membawa konsekuensi semakin besarnya anggaran semua klub untuk biaya transportasi laga kandang.

Bayangkan, bila tim dari Sumatera bermain di Papua atau sebaliknya, betapa besar ongkos pesawatnya dan betapa lamanya dalam perjalanan karena harus 2 atau 3 kali transit.

Sebagai contoh, sewaktu Persiraja Banda Aceh berlaga di Biak, satu orang pemain menghabiskan biaya Rp 6-7 juta untuk sampai di Biak, atau Rp 12-14 juta pulang pergi.

Menurut Aceh.tribunnews.com (27/2/2024), pemain dan official Persiraja menempuh 32 jam perjalanan, 3 kali transit dan mengalami pergantian hari, baru bisa sampai di Biak.

Hal itu menyadarkan kita, betapa luasnya NKRI. Dari Aceh ke Papua bahkan lebih jauh dari London (Inggris) ke Moskow (Rusia).

Sedikit mengulas klub Semen Padang yang berjulukan "kabau sirah" atau kerbau merah, ini adalah satu-satunya klub di yang berkaitan dengan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Klub kebanggaan urang awak itu berdiri tahun 1980 dan sudah melewati sejarah yang panjang. Awalnya, klub ini berkompetisi di era galatama, yang khusus bagi klub semi profesional. 

Adapun klub perserikatan masih dianggap klub amatir, yang di Sumbar antara lain ada PSP Padang, berkompetisi dengan sistem turnamen dengan sesama klub perserikatan.

Persija, Persebaya, Persib adalah contoh eks. perserikatan, sedangkan Arema FC, Barito Putera dan Semen Padang FC adalah eks galatama.

Kedua kompetisi itu kemudian dilebur di mana klub perserikatan pun harus berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT) dan bertransformasi jadi klub profesional.

Tadi disinggung bahwa satu-satunya BUMN yang masih eksis klub sepak bolanya adalah Semen Padang, meskipun tidak lagi secara langsung (karena pemilik Semen Padang FC adalah PT tersendiri).

Setelah Semen Padang sukses, pernah ada BUMN lain yang punya klub seperti Pupuk Kaltim, Petrokimia Gresik, Krakatau Steel, Pupuk Sriwijaya, namun semuanya sudah tidak eksis lagi.

Justru, sekarang ada klub Liga 1 yang bukan BUMN tapi terafiliasi dengan Polri (Bhayangkara FC) dan TNI (Persikabo 1973).

Semoga Semen Padang dan PSBS tidak sekadar numpang lewat di Liga 1. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun