Dari layar kaca saya berpindah berselancar mencari berita antrean beras murah di media daring.Â
Terbaca tentang tangis pilu warga Grobogan, Jawa Tengah, yang tak kebagian beras murah (rmoljawatengah.id, 27/2/2024).Â
Rupanya, ini berita yang sama dengan yang saya ikuti dari berita televisi yang telah saya tulis di awal tulisan ini.
Tapi, dari berita di media daring ini, saya dapat tambahan informasi, ternyata di Grobogan itu ada anak kecil yang ikut ke lokasi yang terhimpit dan ibu hamil yang terjatuh saat berdesakan.
Dan yang bikin miris terjadi di Bekasi Barat (beritasatu.com, 21/2/2024). Warga membludak seperti terlihat pada foto di atas.
Sebagian warga datang sejak pukul 06.30 pagi di Kantor Kecamatan Bekasi Barat untuk membeli beras murah Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari Bulog.
Sayangnya, banyak warga kecewa dan memilih pulang karena beras yang ditunggu-tunggu belum datang.
Banyak yang terpikir ketika saya mengikuti pemberitaan terkait antre beras murah di berbagai lokasi di tanah air.
Saya jadi teringat dengan materi debat antar capres-cawapres sebelum pemilu yang lalu. Ketika itu cukup sengit perdebatan tentang stunting yang diderita sebagian anak-anak di negara kita.
Saya pun teringat tentang polemik program makan siang gratis yang digagas oleh pasangan Prabowo-Gibran. Pasangan ini menurut versi hitung cepat tampil sebagai pemenang.
Saya hanya mampu berdoa, semoga tanpa antre beras pun, masyarakat bisa mendapat makanan pokok dengan harga terjangkau yang dibeli di pasar-pasar.