Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Akibat Terlalu Parno dengan Nomor Tidak Dikenal

25 Mei 2024   06:48 Diperbarui: 25 Mei 2024   07:11 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada hari Minggu pagi (5/5/2024), sekitar pukul 10.00 WIB, tiba-tiba ada pesan masuk dari nomor tidak dikenal di ponsel saya, yang menanyakan apakah saya ada di rumah.

Saya agak kaget karena si pengirim pesan merupakan nomor yang tidak saya kenal. Ada dua pilihan yang tersedia yang muncul di layar, apakah nomor baru itu akan saya simpan atau diblokir.

Dari profil pengirim, saya tidak menemukan nama orang, tapi ada tulisan IDN dan lambang hati. Hal ini saya tafsirkan sebagai si empunya nomor cinta Indonesia (love IDN).

Untuk sementara saya mendiamkan pesan tersebut, juga tidak menyimpan nomor dan tidak memblokirnya. Saya juga tidak membalas pesan yang saya terima.

Eh, tak berapa lama setelah itu, nomor itu malah menelpon. Saya sengaja tidak mengangkat, justru saya makin curiga kalau yang menelpon berniat tidak baik ke saya.

Jujur, saya memang rada parno terhadap nomor tidak dikenal, dan sangat jarang saya mau menerima panggilan dari nomor-nomor yang belum saya simpan itu.

Soalnya, saya relatif banyak menerima telpon dari sales asuransi, investment banking, provider jaringan komunikasi, dan sebagainya yang sebetulnya mereka  berniat baik.

Maksudnya, produk yang mereka tawarkan adalah produk legal. Tapi, saya malas melayani obrolan berpanjang-panjang yang sulit untuk dihentikan begitu saja.

Nah, tak jarang pula saya menerima panggilan dari nomor yang setelah saya telusuri, diduga berkaitan dengan pengelola investasi ilegal, judi online, dan hal lain yang sejenis.

Karena saya susah membedakan panggilan dari perusahaan yang legal dengan yang ilegal, maka mohon dimaklumi kalau saya akhirnya memukul rata menghindari semuanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun