Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berkah Bayinya Lahir di Bank, Suaminya Tak Menganggur Lagi

23 Februari 2024   06:00 Diperbarui: 23 Februari 2024   06:01 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bayi yang lahir di kantor bank di Subang|dok. Dwiky Maulana Vellayati/DetikJabar, detik.com

Betul kata Pak Ustaz, rezeki dari Allah itu tidak berpintu, atau bisa datang dari pintu yang tak terduga. Kisah berikut ini mungkin bisa menjadi contoh dari "pintu tak terduga" itu.

Kisah dimaksud dialami oleh seorang ibu berusia 25 tahun yang bernama Ririn Anggraeni. Dalam kondisi hamil, Ririn lagi antre di sebuah bank di Subang, Jawa Barat, Senin (19/2/2024) lalu.

Jika mengacu pada hitung-hitungan si ibu tersebut, ia baru akan melahirkan bayinya sekitar pertengahan April nanti, atau bertepatan dengan setelah lebaran.

Namun, Tuhan berkehendak lain. Niat Ririn ke bank untuk mengurus kartu ATM-nya yang terblokir, malah berubah menjadikan kantor bank sebagai tempat melahirkan bayinya.

Ririn tidak menyangka sama sekali kalau air ketubannya akan pecah di kantor bank yang didatanginya itu.

Ketika itu sekitar pukul 11.00 WIB. Petugas bank yang mengetahui Ririn akan melahirkan, langsung menutup sementara pelayanan terhadap nasabah.

Tujuan penutupan kantor bank untuk sementara, agar memastikan area di sana steril untuk melahirkan.

Pihak bank segera memanggil bidan terdekat untuk membantu proses persalinan. Tak berapa lama setelah itu, bayi berjenis kelamin laki-laki pun lahir dengan selamat.

Setelah persalinan selesai, si ibu dan bayinya dibawa ke rumah bidan yang membantunya untuk dicek kondisi kesehatan keduanya. Alhamdulillah, si bayi dan si ibu sama-sama sehat.

Kepala kantor cabang bank setempat langsung memberi nama si bayi, sebagai bentuk perhatian bank pada nasabahnya yang melahirkan bayinya di sana.

Nama sang bayi tersebut adalah Febrian Saputra Brimola, yang masing-masing menunjukkan bulan kelahiran, jenis kelamin laki-kali, dan nama bank (BRI) tempat si bayi lahir.

Bukan hanya sekadar memberi nama, pihak bank juga mengatakan akan mengajak suami dari nasabahnya itu untuk bekerja di bank tersebut.

Makanya, di awal tulisan ini disebutkan soal "rezeki yang datang dari pintu tak terduga". Apalagi, saat ini ayah si bayi itu tidak mempunyai pekerjaan tetap.

Ya, begitulah kalau Allah sudah berkehendak. Sesuatu yang tak ada dalam bayangan pun, tiba-tiba hadir sebagai kenyataan.

Peristiwa seorang ibu melahirkan di tempat yang tidak lazim seperti di kantor bank tersebut di atas, bukan berita baru. Meskipun tidak sering, kisah serupa pernah terjadi di tempat lain.

Misalnya, jika kita buka berita di media massa, ada bayi yang lahir saat dalam perjalalan naik kereta api, bus, kapal laut, atau pesawat terbang. 

Dalam peristiwa seperti itu, meskipun jadi merepotkan petugas yang ada di kendaraan itu, namun tidak dianggap sebagai beban oleh awak kendaraan. 

Contohnya, seperti para petugas dan pejabat di kantor bank di atas, mereka dengan tulus membantu si ibu. Lalu, kenapa pihak bank demikian berbaik hati memberi pekerjaan pada suami si ibu?

Mungkin tindakan pejabat bank yang memberi pekerjaan itu semata-mata bermotif sosial. Apalagi di banyak perusahaan, biasanya ada program corporate social responsibility (CSR).

Tapi, percaya atau tidak, banyak orang yang meyakini bahwa bayi yang lahir akan membawa berkah. Setiap nyawa sudah diatur rezekinya oleh Sang Pencipta.

Namun, selain itu, konon ada mitos di masyarakat kita, bayi yang melahirkan di tempat yang tidak lazim, akan membawa keberuntungan bagi lingkungan tempat si bayi dilahirkan.

Artinya, jika lahirnya di kantor bank, banknya nanti akan bagus kinerjanya. Jika si bayi lahir di atas kendaraan umum, perusahaan yang menaungi kendaraan itu akan semakin ramai pelanggannya.

Jangan heran kalau si bayi dan orang tuanya diberi hadiah, misalnya gratis naik pesawat maskapai tertentu seumur hidup, yakni maskapai yang digunakan si ibu saat melahirkan.

Kepercayaan seperti itu boleh-boleh saja, toh pada akhirnya semua kembali kepada rezeki dari Tuhan yang tak berpintu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun