Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Polisi Baik Hati, Beri Nasi Bungkus Sopir Truk yang Kelaparan

2 Maret 2024   07:48 Diperbarui: 2 Maret 2024   07:48 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Polisi membagikan nasi bungkus ke sopir truk yang terjebak macet di jalan raya Pati-Rembang|dok. Kompas.com/Aria Rusta Yuli Pradana

Citra polisi yang bekerja di jalan raya di zaman dulu, konon menakutkan bagi para sopir truk yang sering melintasi jalan antar kota antar privinsi (AKAP).

Di titik-titik tertentu mobil truk akan dihentikan polisi, kemudian seolah-olah sudah tahu sama tahu, sopir akan memberikan salam tempel sebelum dibolehkan melanjutkan perjalanan.

Dalam perjalanan jauh, karena ada beberapa titik penyetopan, maka uang jalan si sopir banyak habis untuk salam tempel. Akhirnya uang yang dibawa pulang si sopir menjadi sangat sedikit.

Ambil contoh dengan mengutip berita di Republika.co.id (25/4/2011) atau sekitar 13 tahun yang lalu, terkait dengan keluhan sopir truk yang melewati daerah Lampung.

Seorang sopir truk yang membawa kayu dari Bengkulu tujuan Tangerang mengatakan bahwa minimal harus memberikan salam tempel kepada oknum polisi Rp 20.000.

Celakanya, di sepanjang jalan lintas Sumatera wilayah Lampung saja, sedikitnya ada 10 kali si sopir tersebut memberikan uang kepada oknum polisi yang mangkal di pinggir jalan.

Artinya, si sopir menghabiskan Rp 200.000 agar truknya bisa jalan dan tidak diberhentikan untuk pemeriksaan. Rp 200.000 di tahun 2011, tentu jumlah yang cukup besar.

Tapi, bagaimanapun tentu tidak bijak menggeneralisasi polisi lalu lintas lain pun akan berlaku seperti itu.

Apalagi, untuk kondisi sekarang, citra polisi mulai semakin membaik. Bahkan, tak sedikit polisi yang malah memberikan makanan ke sopir truk yang lagi terkena masalah di jalan.

Masalah dimaksud umpamanya yang terkena kemacetan parah dan panjang, yang lagi mengalami kerusakan kendaraan, dan sebagainya.

Sebagai misal, di Indragiri Hulu, Riau, baru-baru ini viral di media sosial tentang aksi simpatik seorang polisi bernama Malindo, yang kemudian diberitakan di merdeka.com (30/1/2024).

Ketika Malindo tengah berpatroli, ia tampak menghampiri seorang sopir truk. Sopir tersebut menunggu di samping truknya yang sedang rusak. 

Adapun sang polisi baik hati itu terlihat membawa makanan berupa nasi bungkus dan sebotol air mineral.

Makanan tersebut diserahkan polisi itu ke sopir truk yang tampak kelaparan karena sudah seharian menunggui truknya.

Setelah mengucapkan terima kasih, si sopir pun makan dengan lahapnya sambil duduk bergaya lesehan di pinggir jalan.

Tentang sosok seorang Malindo, diketahui bahwa ia bertugas di Satlantas Polres Indragiri Hulu. 

Aksinya yang sering membantu masyarakat membuat ia pernah mendapat penghargaan dari Kapolres Indragiri Hulu.

Ternyata, jika kita telusuri pemberitaan di media daring,  sudah sejak 3 tahun terakhir ini, ada sejumlah sosok polisi yang humanis, yang melakukan aksi seperti Malindo di atas.

Contohnya, Kompas.com (3/9/2021) menuliskan tentang polisi yang memberikan bantuan 100 nasi bungkus pada puluhan sopir truk yang terlantar di pelabuhan Lombok.

Para sopir itu terlantar karena tertundanya kedatangan kapal yang akan ditumpangi truk-truk tersebut ke Pulau Sumba.

Kemudian, Sindonews.com (12/1/2022) melaporkan seorang polisi yang memberi nasi bungkus kepada sopir truk yang mengalami pecah ban.

Peristiwa itu terjadi di Jalan Tol Sedyatmo kilometer 26 arah ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang. Tidak sekadar memberi nasi bungkus, polisi itu juga membantu mengganti ban.

Itulah beberapa contoh bahwa slogan kepolisian sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat, tidak lagi berhenti sebagai slogan, tapi juga diwujudkan dalam aksi nyata.

Semoga makin banyak aksi humanis personil kepolisian di semua daerah dan makin sedikit oknum polisi yang melakukan pungli (kalau bisa, tak ada sama sekali).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun