Mereka jadi perantara antara konsumen dan produsen. Ada 241 pelaku UMKM dan pemilik toko online di berbagai kota yang bermitra dengan warga desa Tunjungmuli (Kompas.com, 20/08/2021).
Maka, keuntungan jutaan rupiah bisa diraih setiap ibu-ibu yang aktif di kampung marketer itu per bulannya. Mereka yang aktif tersebut berjumlah 509 orang, termasuk di desa tetangganya.
Kelihatannya tugas ibu-ibu itu mudah, hanya sekadar "chatting" di aplikasi media sosial dengan calon pembeli produk yang ditawarkan mitra bisnis.Â
Tapi, sebetulnya tugas itu butuh kemampuan tersendiri. Makanya, mereka dilatih terlebih dahulu oleh manajemen yang dipimpin Nofi, sebelum dipertemukan dengan calon mitra.
Seorang ibu yang pernah jadi TKI di Singapura merasa beruntung. Sekarang penghasilannya rata-rata Rp 3 juta per bulan, lebih tinggi dari gaji di Singapura yang Rp 2,5 juta.
Adapun jumlah Rp 3 juta itu didapat dari gaji pokok yang diberikan pihak manajemen "Komerce" yang dibangun Nofi Bayu Darmawan dan ditambah bonus untuk setiap barang yang terjual.
Jelaslah, program internet masuk desa sangat dibutuhkan, karena bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Semoga akan muncul kampung marketer lainnya di berbagai penjuru nusantara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H