Selesai sudah pelaksanaan Pemilu Serentak 2024 yang dilaksanakan pada hari Rabu (14/2/2024) kemarin. Secara umum, pemilu berjalan dengan lancar dan aman.
Meskipun hasil pemilu versi hitung cepat sudah beredar di berbagai media massa, namun sebaiknya kita tunggu pengumuman resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Tulisan ini tidak bermaksud membahas soal hasil pemilu. Terlepas dari sisi kerasnya "benturan" antar pendukung capres-cawapres, pemilu ternyata menjadi masa yang manis untuk para pebisnis.
Bukan karena pebisnis menginginkan menangnya tokoh tertentu, tapi karena dengan adanya pemilu, kinerja bisnisnya meningkat tajam.
Kompas.id (12/2/2024) menuliskan bahwa tolal belanja pemerintah dan swasta untuk Pemilu 2024 mencapai Rp 294,5 triliun. Ini bisa disebut sebagai dana jumbo.
Belanja pemerintah lebih banyak untuk berbagai keperluan KPU dari pusat hingga level kabupaten/kota, serta keperluan instansi lain yang terkait dengan pemilu.
Khusus untuk pengeluaran pemerintah tersebut, diharapkan tidak ada yang dikorupsi oleh oknum-oknum tertentu.
Sedangkan yang tergolong sebagai belanja swasta adalah pengeluaran para caleg dan partai politik untuk kampanye, termasuk yang dikeluarkan donatur kampanya capres-cawapres.
Donatur itu sebagian bisa jadi dari kalangan pengusaha. Artinya, selain karena pebisnis diuntungkan dengan proyek pemilu, ada juga yang malah mengeluarkan dana untuk keperluan kampanye.
Tapi, fokus tulisan ini adalah dari sisi pemasukan bagi pengusaha yang jeli menangkap peluang karena adanya pemilu.Â
Nah, paling tidak, ada 6 sektor bisnis yang meraup cuan besar yang mengalir dari belanja pemerintah dan swasta di atas.
Pertama, percetakan dan bisnis lain yang berkaitan dengan percetakan, baik percetakan secara konvensional maupun versi digital.
Yang jelas, ratusan juta lembar kertas suara menjadi rezeki nomplok bagi percetakan yang terpilih sebagai mitra KPU.Â
Karena besarnya volume yang dicetak, maka KPU tentu membagi order ke beberapa percetakan, baik di Jakarta maupun di daerah-daerah. Artinya, ada pemerataan dalam berbagi rezeki.
Kedua, periklanan dan semua bisnis yang berkaitan langsung dengan produksi iklan. Bukankah kampanye identik dengan iklan sebagai sarana utama untuk menawan hati para pemilik suara?
Pembuatan baliho, production house pembuat konten iklan di televisi, iklan di media cetak dan media sosial, adalah beberapa contoh iklan dimaksud.
Bahkan, ada iklan yang lebih kekinian seperti videotron yang di pasang pada media layar lebar di lokasi-lokasi yang strategis.
Sablon kaos yang dibagikan ke masyarakat, juga termasuk iklan. Namun, di pemilu sekarang mulai berkurang penyebaran kaos parpol ketimbang pemilu-pemilu sebelumnya.
Ketiga, media massa seperti media cetak dan media elektronik. Termasuk juga media daring dan pengelola aplikasi media sosial tertentu.
Media di atas betul-betul sibuk melayani pemasangan iklan dari tim sukses para capres-cawapres, parpol, dan para caleg. Bukankah bisnis media menjadikan iklan sebagai komponen pendapatan utamanya?
Keempat, transportasi dan semua bisnis yang terkait dengan pergerakan orang dan barang. Dalam rangka berkampanye atau mendistribusikan barang untuk pemilu, transportasi menjadi kebutuhan mutlak.
Untuk pergerakan orang, bisa berkaitan dengan penyewaan mobil, pembelian tiket pesawat, kereta api, bus, kapal laut, dan sebagainya.
Sedangkan untuk pergerakan barang, bisa berupa usaha ekspedisi, jasa kargo, usaha pengepakan barang, dan sebagainya.
Kelima, berkaitan juga dengan usaha transportasi di atas, tentu usaha logistik seperti pengadaan berbagai barang, sangat diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan pemilu.
Pengadaan barang itu mulai dari alat tulis, paku, tinta, kotak suara, pembatas di bilik suara, hingga laptop dan berbagai jenis furnitur.
Keenam, usaha makanan dan minuman juga meraup cuan yang menggembirakan pelaku usahanya. Betapa tidak, setiap ada acara kumpul-kumpul pasti ada kotak snack dan makanan berat.
Para petugas di setiap TPS dapat suguhan beberapa kali snack ditambah beberapa kali makanan berat, mengingat mereka mungkin bekerja hingga larut malam.
Rasanya masih banyak lagi jenis usaha yang ketiban rezeki pemilu, tapi 6 jenis di atas sudah mewakili untuk menyimpulkan bahwa pemilu itu manis bagi pebisnis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H