Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Caleg di Daerah, Kenapa Banyak yang Ber-KTP DKI Jakarta?

6 Februari 2024   05:22 Diperbarui: 6 Februari 2024   05:29 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi baliho caleg|dok. Kompas/Harry Susilo

Iseng-iseng coba lihat daftar calon legislatif (caleg) untuk DPR RI. Ternyata, yang terdaftar di berbagai daerah pemilihan (dapil) yang tersebar dari Aceh hingga Papua, banyak yang berdomisili di Jakarta.

Benar saja, coba baca data yang diungkap Harian Kompas (1/2/2024), di bawah judul; "Ribuan Caleg Asal Jakarta Mewakili Daerah Pemilihan Lain".

Disebutkan bahwa 60 persen caleg DPR minim kedekatan dengan dapilnya, sehingga menimbulkan kekhawatiran, bagaimana nasib daerah yang kelak mereka wakili.

Kompas punya parameter untuk mengukur kedekatan caleg dengan dapilnya. Caleg yang tidak lahir di dapilnya, tidak pernah sekolah di dapilnya dan tidak berdomisili di dapilnya, dinilai tidak dekat.

Kebanyakan caleg yang tidak dekat dengan dapilnya ber-KTP DKI Jakarta dan kota-kota di sekitar Jakarta (Depok, Bekasi, dan Tangerang).

Sebetulnya, fenomena di atas dapat dimengerti, mengingat Jakarta merupakan kota yang paling banyak dihuni para perantau.

Misalkan ada warga Jakarta yang berdarah Minang, yang merasa bakal menang kalau mencalonkan diri di salah satu dapil di Sumbar.

Bahwa caleg tersebut tidak lahir dan tidak pernah sekolah di Sumbar, tidak jadi masalah, jika misalnya setahun sekali ia masih sempat pulang kampung.

Demikian juga dengan warga Jakarta berdarah Bugis, mungkin lebih percaya diri bila menjadi caleg di salah satu dapil di Sulsel.

Rasa optimis caleg asal Jakarta untuk bertarung di daerah, bisa terbentuk kalau setiap pulang kampung ia rajin bertukar pikiran dengan banyak orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun