Timor Leste sempat selama sekitar 24 tahun menjadi bagian dari Republik Indonesia, sebagai provinsi ke-27 dengan nama Timor Timur, setelah sebelumnya dijajah Portugis.
Pada tanggal 30 Agustus 1999, mayoritas rakyat Timor Timur memilih untuk memisahkan diri dari Indonesia, sesuai hasil referendum (pemungutan suara) yang diadakan oleh PBB.
Namun demikian, setelah melalui masa transisi, barulah pada tanggal 20 Mei 2002, Timor Leste resmi memperoleh kemerdekaan yang diakui dunia internasional.
Dengan demikian, sudah lebih 2 dekade Timor Leste menjadi negara yang berdiri sendiri. Tapi, dilihat dari kesejahteraan masyarakatnya, Timor Leste masih sangat tertinggal.
Hal itu terbukti dari data yang menyebutkan Timor Leste merupakan negara termiskin di Asia Tenggara, dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 42 persen pada tahun 2023 (goodstats.id, 5/9/2023).
Pada data yang sama, di Indonesia tercatat 9,5 persen penduduk miskin. Negara yang lebih makmur dari Indonesia di Asia Tenggara adalah Singapura, Brunei, Vietnam, Malaysia, dan Thailand.
Singapura hanya punya penduduk miskin 1 persen, Brunei 3 persen, Vietnam 6,1 persen, Malaysia 6,2 persen, dan Thailand 6,6 persen.
Kamboja, Filipina, Laos, dan Myammar, punya penduduk miskin yang lebih besar secara persentase dari Indonesia.
Tapi, jangan buru-buru mengatakan Timor Leste sebagai negara gagal. Justru, dalam soal yang sangat krusial, yakni pemberantasan korupsi, Timor Leste mengungguli Indonesia.
Jadi, data kemiskinan ternyata tidak selalu sinkron dengan data Indeks Persepsi Korupsi (IPK), seperti yang disampaikan Transparency International Indonesia (TII).