Biaya kuliah itu memang mahal, tapi kuliah menjadi pilihan yang paling banyak ditempuh para lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Hal itu juga didukung oleh para orang tua, yang sangat berharap anak-anak mereka akan cerah masa depannya setelah meraih gelar sarjana.
Maka, siswa-siswi SMA akan belajar keras agar mampu lolos seleksi masuk perguran tinggi (PT) yang diidamkannya, terutama PT berstatus negeri (PTN).
Sedangkan orang tua akan bekerja keras mengumpulkan uang, agar putra putrinya bisa mendapatkan pendidikan tinggi terbaik yang berbiaya mahal itu.
Biaya utama kuliah adalah Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang dulu dikenal dengan nama Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP).
Selain itu, tentu ada biaya pembelian buku dan peralatan kuliah lainnya. Bagi anak daerah yang diterima di PT daerah lain, tentu perlu biaya kos dan biaya hidup sehari-hari.
Jika orang tua sedang belum punya uang, padahal anaknya yang kuliah sudah waktunya harus membayar UKT, maka meminjam uang menjadi langkah yang terpaksa diambil.
Tak sedikit orang tua yang menggadaikan sawah, perhiasan, atau aset berharga lain, demi keberhasilan studi anaknya.
Meskipun demikian, tak sedikit pula mahasiswa yang terpaksa menunggak membayar UKT akibat makin mahalnya biaya UKT.Â
Kemahalan itu tidak hanya terasa oleh mereka yang kuliah di PT swasta. bahkan sangat terasa pula di PTN.