Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

"Drama" Yordania Bikin Putus Asa, Syukurlah "Mukjizat" Itu Ada

26 Januari 2024   10:52 Diperbarui: 26 Januari 2024   10:55 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Piala Asia 2023 seharusnya menjunjung tinggi sikap fair play. Tapi, gaya bermain Yordania tadi malam (25/1/2024) terindikasi penuh drama ala soap opera alias main sabun.

Alhasil, tadi malam menjadi salah satu malam yang sangat kelabu bagi saya, dan tentu juga bagi jutaan pendukung Timnas Indonesia lainnya.

Padahal, nasib Indonesia tergantung pada laga antara Yordania versus Bahrain. Jika Yordania menang 2-0, maka Indonesia melaju ke babak 16 besar.

Atau, kalau Bahrain bisa mencetak satu gol, Yordania harus menang 4-1, 5-2 atau angka yang lebih besar lagi asal selisih gol minimal 3.

Di atas kertas, Yordania bisa dengan mudah menang 2-0 atas Bahrain, mengingat mereka sukses membantai Malaysia 4-0 pada laga perdananya.

Tapi, karena ketakutannya menjadi juara grup agar terhindar dari laga menghadapi Jepang di babak 16 besar, Yordania diduga sengaja mengalah o-1 dari Bahrain.

Ya, apa boleh buat, demi menghindari tim samurai biru, prinsip sportivitas pun diabaikan. Okelah, saya masih berharap pada laga lain, Oman melawan Kirgistan. 

Namun, dalam hati saya sudah pesimis. Oman punya kualitas di atas Kirgistan dan tentu Oman ingin menang, agar dapat tiket perdelapan final.

Padahal, Indonesia berharap keduanya bermain imbang, sehingga Indonesia akan menduduki peringkat keempat dari 6 tim yang berada di posisi 3 setiap grup.

Artinya, Indonesia akan menjadi tim terakhir yang lolos 16 besar jika Oman versus Kirgistan berakhir imbang.

Tapi, begitu saya mengikuti laga hingga babak pertama usai, Oman unggul 1-0. Statistik pertandingan pun terlihat jomplang, di mana Oman sangat dominan dalam penguasaan bola.

Akhirnya, saya berputus asa, sah sudah Indonesia tersingkir. Selamat tinggal Piala Asia dan saya pun masuk kamar tidur.

Pagi, sebelum azan subuh berkumandang, saya terbangun. Teringat soal laga Oman lawan Kirgistan, saya segera berselancar di dunia maya.

Eh, betapa kagetnya saya (dalam arti positif, sangat gembira), ternyata "mukjizat" itu nyata adanya.

Kirgistan rupanya berhasil mencetak satu gol pada menit ke 80, dan skor 1-1 bertahan hingga pertandingan usai.

Syukur Alhamdulillah, kalau Tuhan berkehendak, kun fayakun, timnas Indonesia mencetak sejarah, pertama kali menembus 16 besar Asia.

Semoga pada laga melawan Australia (28/1/2024), Indonesia mampu memberikan perlawanan hebat, bukti memang pantas berada di perdelapan final.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun