Apalagi, saya baru saja menonton siaran berita yang dipancarkan salah satu stasiun televisi. Ternyata, sekarang di beberapa pasar tradisional yang dikelola Pasar Jaya, ada lapangan bulu tangkis.
Bagi warga Jakarta yang sering mengamati perkembangan pasar tradisional, tentu mengetahui, betapa sepinya pasar tersebut yang kalah bersaing dengan mal dan minimarket.
Pasar tradisional itu kesannya kumuh, becek kalau hujan, dan panas kalau tidak hujan karena tidak pakai AC. Inilah alasan kenapa para pelanggannya pergi.
Sementara itu, pasar swalayan terasa nyaman, semua barang harian yang dibutuhkan pelanggan tersedia, dan harganya tetap tanpa perlu tawar menawar.
Tapi, mengingat pasar tradisional menjadi tempat banyak sekali pedagang kecil menggantungkan nasibnya, tentu pemerintah daerah berupaya untuk merevitalisasi pasar tradisional.
Selain itu, sekarang banyak pula imbauan kepada masyarakat luas untuk kembali berbelanja di pasar tradisional, termasuk di warung tetangga.
Agar pasar tradisional di Jakarta kembali ramai, ada yang rooftop-nya dijadikan tempat kuliner seperti food court yang ada di mal. Ya, tidak persis sama, tapi mirip itulah.
Banyak pula yang dimanfaatkan untuk tempat olahraga, misalnya menjadi lapangan bulu tangkis dengan standar yang betul.
Inilah yang saya lagi mencari informasi, di pasar tradisional mana saja yang ada lapangan bulu tangkis.
Menurut berita di televisi, yang jelas ada di Pasar Palmerah. Tapi, itu relatif jauh dari rumah saya.
Dari hasil penelusuran saya melalui aplikasi pencari informasi, di Pasar Pejagalan juga ada lapangan bulu tangkis. Tarifnya murah, Rp mulai dari 40.000 per sesi.Â