Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Angka Kelahiran di Korut Turun, Kim Jong Un Menangis

14 Desember 2023   06:13 Diperbarui: 14 Desember 2023   06:36 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penguasa Korea Utara (Korut) Kim Jong Un diberitakan media massa menangis terharu. Tentu ini sebuah kejutan, karena oleh pers internasional Kim Jong Un disebut sebagai diktator.

Foto Kim Jong Un menangis tersebut beredar dalam bentuk video di media sosial. Banyak media daring Indonesia yang mengulasnya, antara lain Kompas.com (11/12/2023)

Apa sebetulnya yang ditangiskan Kim Jong Un? Ternyata bertujuan untuk meminta ibu-ibu di negaranya melahirkan anak yang lebih banyak.

Hal itu berkaitan dengan turunnya laju pertumbuhan penduduk di Korut, meskipun tidak disebutkan angka statistik penurunan tersebut.

"Mencegah penurunan angka kelahiran dan pengasuhan anak yang baik adalah tugas rumah tangga yang perlu kita lakukan dengan kerja sama bersama para ibu," kata Kim Jong Un.

Pernyataan itu disampaikannya dalam sebuah acara Pertemuan Ibu Nasional. Acara ini sudah selama 11 tahun terakhir vakum, dan baru sekarang diadakan lagi.

Berdasarkan perkiraan yang dibuat The United Nations Population Fund, tingkat kelahiran rata-rata oleh seorang wanita di Korut adalah 1,8 pada tahun 2023.

Angka tersebut tidaklah jelek, mengingat banyak negara yang rata-ratanya lebih rendah, termasuk tetangga Korut, yakni Korsel dengan angka 0,78 pada tahun 2022.

Namun, yang membuat Kim Jong Un sedih, angka kelahiran di atas jauh berkurang dibanding kondisi beberapa dekade yang lalu.

Diduga, turunnya angka kelahiran itu disebabkan oleh budaya pop yang melanda dunia secara keseluruhan, yang membuat turunnya minat pasangan suami istri untuk punya anak.

Sedangkan untuk kondisi di Korut, alasan ekonomi barangkali cukup dominan, di mana warganya takut terbebani oleh biaya membesarkan anak, menyekolahkan, dan mencarikan pekerjaan.

Di lain pihak, Kim Jong Un bisa jadi melihatnya dari sisi berbeda. Jika nantinya jumlah penduduk Korut yang sekarang sekitar 25 juta jiwa, mengalami penurunan, akan ada bahayanya.

Seperti diketahui, Korut dianggap sebagai negara komunis yang cenderung tertutup. Berbeda dengan China atau Vietnam yang juga komunis tapi relatif terbuka.

Mungkin, dengan ketertutupannya itu, Korut butuh kekuatan dari angkatan bersenjatanya, bahkan juga dari warga biasanya. Maka, jumlah penduduk menjadi modal penting.

Boleh saja Kim Jong Un dinilai orang kuat, yang tak takut berperang dengan negara adikuasa seperti Amerika Serikat.

Tapi, bagaimanapun, sebagai manusia ada sisi sentimentil dari seorang Kim Jong Un. Itu yang terlihat dari adegan tetesan air matanya.

Sebelum itu, Kim Jong Un sudah beberapa kali tampil bersama putrinya yang masih kecil, mungkin sebagai kampanye agar warganya mau punya anak banyak.

Menurut media pemerintah Korut, negara telah menjanjikan tunjangan bagi keluarga yang punya 3 anak atau lebih. Kita tunggu, berhasilkah Korut menggenjot jumlah penduduk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun