Sedangkan untuk kondisi di Korut, alasan ekonomi barangkali cukup dominan, di mana warganya takut terbebani oleh biaya membesarkan anak, menyekolahkan, dan mencarikan pekerjaan.
Di lain pihak, Kim Jong Un bisa jadi melihatnya dari sisi berbeda. Jika nantinya jumlah penduduk Korut yang sekarang sekitar 25 juta jiwa, mengalami penurunan, akan ada bahayanya.
Seperti diketahui, Korut dianggap sebagai negara komunis yang cenderung tertutup. Berbeda dengan China atau Vietnam yang juga komunis tapi relatif terbuka.
Mungkin, dengan ketertutupannya itu, Korut butuh kekuatan dari angkatan bersenjatanya, bahkan juga dari warga biasanya. Maka, jumlah penduduk menjadi modal penting.
Boleh saja Kim Jong Un dinilai orang kuat, yang tak takut berperang dengan negara adikuasa seperti Amerika Serikat.
Tapi, bagaimanapun, sebagai manusia ada sisi sentimentil dari seorang Kim Jong Un. Itu yang terlihat dari adegan tetesan air matanya.
Sebelum itu, Kim Jong Un sudah beberapa kali tampil bersama putrinya yang masih kecil, mungkin sebagai kampanye agar warganya mau punya anak banyak.
Menurut media pemerintah Korut, negara telah menjanjikan tunjangan bagi keluarga yang punya 3 anak atau lebih. Kita tunggu, berhasilkah Korut menggenjot jumlah penduduk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H