Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

4 Anak Kakak Beradik Tewas, Diduga Dibunuh Ayahnya

8 Desember 2023   05:57 Diperbarui: 8 Desember 2023   05:59 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah kontrakan tempat ditemukannya 4 mayat anak kecil di Jagakarsa, Jakarta Selatan | dok. Dzaky Nurchahyo, dimuat Kompas.com

Dibentuknya kementerian khusus yang membidangi masalah perempuan dan anak, menunjukkan betapa besar perhatian pemerintah bagi permberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

Sayangnya, kasus demi kasus kekerasan terhadap perempuan dan juga terhadap anak, justru semakin sering terjadi. Paling tidak, begitulah kesan yang muncul dari berita di media massa.

Baru-baru ini, terungkap kasus tewasnya 4 orang anak dalam sebuah rumah kontrakan di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, seperti ditulis Detik.com (7/12/2023).

Keempat anak itu ditemukan tewas dalam posisi berjejer di atas kasur di sebuah kamar yang terkunci. Diduga, anak-anak tersebut dibunuh oleh orang tua mereka.

Penemuan mayat 4 bocah di atas berawal dari adanya laporan warga ke pihak kepolisian, tentang bau yang sangat menyengat di rumah yang beralamat di Jalan Kebagusan Raya, Kelurahan Jagakarsa.

Kemudian, Kapolsek setempat beserta jajarannya menindaklanjuti ke tempat kejadian perkara (TKP) seperti yang dilaporkan warga pada Rabu (6/12/2023).

Para korban terakhir terlihat oleh tetangganya pada hari Minggu (3/12/2023) dan sejak Rabu (6/12/2023) mulai tercium bau busuk yang awalnya dikira warga sebagai bangkai tikus.

Di kaca rumah yang dikontrak orang tua korban terlihat banyak lalat hijau. Setelah polisi turun tangan, ketahuan ada 2 mayat perempuan berusia 6 dan 4 tahun, dan 2 laki-laki usia 3 dan 1 tahun.

Menurut pihak kepolisian, ayah korban berinisial P (41 tahun) ditemukan di kamar mandi setelah melakukan percobaan bunuh diri.

Setelah diselidiki, ternyata P adalah suami yang dilaporkan istrinya karena melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). D saat ini dirawat di RSUD Pasar Minggu sejak Sabtu (2/12/2023).

Jadi, P diduga menjadi pelaku KDRT kepada istrinya dan setelah itu diduga menjadi pelaku pembunuhan terhadap 4 anaknya sendiri.

Kalau dugaan di atas terbukti, jelas ini perbuatan yang sangat keji. Apapun yang menjadi alasan percekcokan suami istri, anak-anak tak seharusnya menjadi korban.

Fenomena anak-anak yang jadi korban kekerasan dari orang tuanya sendiri, jika kita ikuti berita di media massa, semakin banyak terjadi.

Artikel ini tidak memberikan data statistik, tapi pembaca yang ingin bukti, silakan saja mengetikkan kata kunci "kasus kekerasan pada anak" di aplikasi pencari informasi. 

Timbul pertanyaan, apakah di negara kita sekarang ini sedang dalam kondisi darurat kekerasan terhadap anak?

Ada banyak kemungkinan kenapa terjadinya kekerasan terhadap anak, antara lain seperti yang diuraikan berikut ini.

Pertama, karena orang tua yang tidak mampu mengendalikan emosi. Kemarahan terhadap anak menjadi pelampiasan seketika, karena anak tak punya kemampuan melawan.

Kedua, beban kehidupan di perkotaan yang semakin berat, sementara mencari penghasilan semakin sulit. Hal ini membuat orang tua depresi yang bisa tanpa sadar melakukan kekerasan pada anaknya.

Ketiga, kurangnya pengetahuan orang tua, khususnya pengetahuan agama, cara mendidik anak, dan juga tidak memahami hak anak yang harus dipenuhi orang tua.

Langkah apa yang perlu dilakukan agar kasus-kasus kekerasan pada anak, apalagi sampai menewaskan anak, bisa ditekan serendah mungkin.

Pertama, pembekalan pengetahuan yang memadai perlu diberikan oleh dinas terkait di daerah, terhadap pasangan yang mengajukan permohonan untuk menikah.

Kedua, menghidupkan kembali budaya bertetangga yang saling membantu seperti yang dulu diterapkan, tapi sekarang terlupakan oleh masyarakat di kota besar.

Ketiga, penegakan hukum wajib dilakukan terhadap siapapun yang terlibat dalam kasus kekerasan pada anak, agar menimbulkan efek jera bagi yang lain.

Jadi, solusinya memang tidak gampang, karena harus dilakukan secara terpadu. Hal ini melibatkan pemerintah dan masyarakat, baik yang bersifat preventif maupun represif.

Semoga di masa mendatang, kasus yang sangat mengerikan seperti di Jagakarsa tidak terulang lagi. Ingat, anak-anak adalah penentu masa depan bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun