Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mencari Pesaing BSI, BTN Akan Akuisisi Bank Muamalat

15 Januari 2024   07:07 Diperbarui: 15 Januari 2024   07:07 2178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bank Muamalat|dok. Bisnis/Abdurachman, dimuat bisnis.com

Perkembangan bank-bank syariah di negara kita semakin menunjukkan kemajuan, meskipun dominasi bank konvensional masih sulit digoyahkan.

Kemajuan tersebut terutama terlihat setelah lahirnya Bank Syariah Indonesia (BSI) yang diprakarsai oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Seperti diketahui, BSI merupakan hasil penggabungan 3 bank syariah yang sebelumnya masing-masing punya induk sebuah bank BUMN konvensional.

Ketiga bank yang bergabung itu adalah Bank Syariah Mandiri (anak perusahaan Bank Mandiri), BRI Syariah (anak perusahaan BRI) dan BNI Syariah (anak perusahaan BNI).

Sejak kehadiran BSI, tentu saja peta persaingan bank-bank syariah di Indonesia jadi berubah. BSI menjadi bank syariah terbesar di negara kita.

Bahkan, dengan aset per September 2023 sebesar Rp 320 triliun, BSI bertengger di posisi ke 7 di antara semua bank nasional (termasuk bank-bank konvensional).

Hanya bank-bank berikut ini saja yang lebih besar dari BSI, yakni BRI, Mandiri, BCA, BNI, BTN, dan CIMB Niaga.

Jika diperbandingkan antara bank-bank syariah di seluruh dunia, BSI menempati peringkat ke-13. Manajemen BSI menargetkan untuk masuk peringkat 10 secara global.

Sebetulnya, sejarah bank syariah di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari pendirian Bank Muamalat pada tahun 1992, sebagai bank syariah pertama di tanah air. 

Asal muasal berdirinya Bank Muamalat berawal dari pemikiran Majelis Ulama Indonesia (MUI) ketika mengadakan lokakarya pada Agustus 1990, dengan topik terkait bunga bank.

Menjadi pionir ternyata tak selalu menguntungkan dalam jangka panjang. Saat bank syariah pesaing bermunculan, bukan berarti bank pelopor pasti menang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun