Kisah anak yang masih duduk di Sekolah Dasar setiap hari bolak-balik ke luar negeri sempat viral di media sosial. Tentu, karena hal ini dianggap langka.
Jangankan anak SD. Orang dewasa yang kaya raya pun rasanya tidak mungkin melakukan hal itu. Kalaupun sering bepergian ke luar negeri, paling-paling setiap dua minggu.
Tapi, jangan buru-buru menilai anak SD yang bernama Nursaka itu berasal dari keluarga kaya. Justru kisahnya termasuk mengharukan.
Sebetulnya, kisah Nuraska itu sudah viral pada tahun 2018 lalu karena unggahan akun Direktorat Jenderal Imigrsi malalui kicauannya di Twitter.
Namun, baru-baru ini ada lagi akun Instagram@fyifact (25/11/2023) yang kembali menuliskan perjuangan seorang bocah di perbatasan Indonesia-Malaysia dalam menempuh pendidikan.
Kedua orangtua Nursaka bekerja sebagai buruh migran di Kota Tebedu, yang termasuk dalam Negara Bagian Sarawak, Malaysia.
Tebedu merupakan kota pertama di Sarawak yang ditemui bila seseorang ke Kuching (Ibukota Sarawak) melalui jalan raya antar negara Pontianak-Kuching.
Kalau tidak keliru ada bus DAMRI yang melayani rute Pontianak-Kuching tersebut. Saat bus sampai di Entikong, kota terakhir yang masuk wilayah RI, penumpang wajib turun di Pos Imigrasi.
Paspor penumpang akan dicek petugas di pos dimaksud. Lalu, begitu bus berjalan sebentar, harus berhenti lagi di Pos Imigrasi Tebedu. Kali ini petugas imigrasi Malaysia yang memeriksa paspor.
Nah, kembali ke kisah Nursaka, anak ini sengaja memilih bersekolah di Entikong. Pilihan ini karena rasa nasionalismenya yang tinggi, karena ia menolak ketika hendak disekolahkan di Tebedu.
Edukasi.okezone.com (25/11/2023) menuliskan bahwa Nursaka merasa bangga menjadi anak Indonesia.
Maka, setiap hari bocah yang di tahun 2018 masih berusia 8 tahun itu harus bolak balik di pos lintas batas negara Tebedu dan Entikong dengan membawa Pas Lintas Batas (PLB).
PLB adalah dokumen pengganti paspor bagi pelintas batas negara, khusus bagi penduduk yang tinggal di area daratan perbatasan Indonesia dan negara tetangga.
Ada 3 wilayah darat Indonesia yang berbatasan dengan negara tetangga, yakni Kalimantan Barat dan Utara dengan Malaysia, Nusa Tenggara Timur dan Timor Leste, dan Papua dengan Papua Nugini.
Nursaka menghabiskan waktu 30 menit di pagi hari dan 30 menit lagi di sore hari untuk melintasi kedua negara, pulang pergi dari kediamannya ke sekolah.
Saat ini Nursaka sudah duduk di kelas 6, berarti sudah 6 tahun cara seperti itu dilakoninya dengan penuh semangat.
Apalagi, setelah beritanya viral pada 2018 lalu, Nursaka mendapat hadiah khusus dari Presiden Joko Widodo, yakni berupa sepeda yang memang diimpikannya (Detik.com, 13/9/2018).
Belum terbetik berita, akan ke mana Nursaka bersekolah bila telah menamatkan pendidikan dasarnya di SDN 3 Sontas, Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.
Kita doakan semoga kelak Nursaka berhasil menggapai cita-citanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H