Mimpi Timnas Indonesia untuk tampil di ajang paling bergengsi, yakni Piala Dunia level senior, mungkin terlalu tinggi untuk diraih, ibarat pungguk merindukan bulan.
Kalau Piala Dunia U17 telah sama-sama kita ketahui, Indonesia mencicipi bagaimana rasanya bertanding dengan tim-tim hebat, berkat status sebagai tuan rumah.
Terlepas dari langkah Timnas U17 yang harus terhenti di babak penyisihan grup, sensasi yang dialami Arkhan Kaka dan kawan-kawan tentu pantas disyukuri.
Nah, kembali ke timnas senior, sewaktu Indonesia masih bernama Hindia Belanda, menurut catatan sejarah sudah tampil di Piala Dunia 1938 yang diselenggarakan di Perancis.
Sejak bernama Republik Indonesia, semuanya ibarat kembali ke titik nol, makanya disebut ibarat pungguk merindukan bulan.
Namun, bukankah semuanya harus dimulai dari mimpi, asal diiringi dengan ikhtiar yang konsisten ke arah yang lebih maju dari masa ke masa.
Jika di Piala Dunia 2026 mimpi itu belum terwujud, masih okelah. Tapi di babak kualifikasi yang diikuti 36 besar Asia, minimal Indonesia bisa maju ke babak berikut.
Awalnya, selusin gol yang dicetak ke gawang Brunei, masing-masing 6 gol di Jakarta dan di Bandar Sri Begawan (ibu kota Brunei) cukup membesarkan hati pencinta timnas.
Kedua laga home and away itu berlangsung pada tanggal 12 dan 17 Oktober sebagai laga pra kualifikasi.
Setelah itu, dari hasil undian untuk babak 36 besar, Indonesia tergabung dalam Grup F bersama negara unggulan Irak. Juga terdapat lawan berat di level Asean, yakni Vietnam dan Filipina.Â