Bukan pedagang namanya jika tidak jeli melihat peluang usaha. Sebagai contoh, dengan ramainya aksi masyarakat dalam membela Palestina, ternyata punya dampak bisnis yang relatif besar.
Seperti diketahui, saat ini sedang berkecamuk perang di kawasan Gaza, Palestina, di mana tentara Israel menghujani sejumlah lokasi dengan berbagai jenis senjata.
Akibatnya, banyak korban jiwa dari warga Palestina yang tidak berdosa seperti kaum wanita dan anak-anak. Seruan gencatan senjata dari berbagai negara tidak dihiraukan Israel.
Tentu saja, hal tersebut memicu semangat solidaritas dari bangsa Indonesia yang sejak dahulu bersahabat erat dengan bangsa Palestina.
Sekadar catatan, sewaktu Indonesia memproklamirkan kemerdekaan, Palestina lah yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia tersebut.
Aksi solidaritas dimaksud mulai dari mengumpulkan dana sumbangan untuk dikirimkan sebagai bantuan untuk Palestina, hingga aksi demo besar-besaran.
Untuk mengumpulkan dana sangatlah mudah karena banyak sekali aplikasi media sosial atau grup pertemanan yang melakukannya.
Sedangkan aksi demo, tentu perlu persiapan dan koordinasi antar berbagai pihak, termasuk mengurus izin atau melaporkan kepada instansi yang berwenang.
Untungnya, pemerintah pun juga dalam posisi yang sangat tegas membela Palestina, sehingga aksi demo tersebut juga direstui pemerintah.
Manarik pula dicermati, bahwa 3 pasang capres-cawapres yang akan berkontestasi pada Pilpres 2024 mendatang, semuanya menyatakan komitmennya dalam mendukung Palestina.
Di Jakarta, pada hari Minggu (5/11/2023), lautan manusia menyemut di Lapangan Silang Monas, menunjukkan dukungannya bagi perjuangan bangsa Palestina meraih kemerdekaannya.
Kemudian, di Bekasi demo serupa dilakukan secara besar-besaran di Stadion Wibawa Mukti, pada hari Minggu (19/11/2023) siang.
Masih banyak lagi demonstrasi di berbagai penjuru tanah air, sebagai bukti bahwa masyarakat Indonesia memang kompak membela Palestina.
Ada juga aksi demo yang menyasar gerai ritel tertentu yang dianggap menjual produk yang berasal atau ada kaitannya dengan Israel.Â
Hal ini sejalan dengan imbauan memboikot produk-produk Israel atau produk Amerika Serikat yang dinilai sebagai pendukung terbesar Israel.
Kemudian, di tengah perhelatan Piala Dunia U17 yang berlangsung di Jakarta, Bandung, Solo, dan Surabaya, ada saja penonton yang melambaikan bendera Palestina.
Padahal, Palestina bukan salah satu dari 24 negara yang berhak tampil di ajang Piala Dunia U17 2023.
Apapun bentuk aksi demonya, para peserta demo banyak sekali yang memakai atribut yang melambangkan bangsa Palestina, antara lain berupa syal dan bendera berbagai ukuran.
Termasuk pula kaos, ikat kepala, dan stiker bertemakan "Free Palestine" laris manis yang membuat pedagangnya tersenyum bahagia.
Harga satu jenis atribut mulai dari lima ribu rupiah hingga seratus ribu rupiah, tergantung ukurannya dan juga tergantung mutu bahannya.
Para pedagang yang selalu muncul setiap akan ada aksi demo itu rata-rata adalah pedagang atribut klub sepak bola, yang biasanya berjualan di halaman stadion ketika ada pertandingan.
Ada pedagang yang mengaku meraup omzet sekitar Rp 1-2 juta dalam sekali event, dengan keuntungan sekitar Rp 300.000-500.000. Lumayan, bukan?
Sedangkan produsen atribut Palestina antara lain terdapat di beberapa kota di Jawa Barat, yang selama ini juga memproduksi atribut klub sepak bola.
Jadi, kehadiran pedagang tersebut berdampak positif. Kebutuhan peserta aksi demo terpenuhi dalam rangka menyampaikan aspirasinya, pedagang menangguk cuan agar dapurnya tetap berasap.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H