Sebaliknya, ada yang dilamar oleh perusahaan lain, tapi menolak. Alasannya, karena ingin menikmati kehidupan dengan kebebasan saat pensiun.
Nah, mana sih yang lebih bagus? Bekerja kembali atau menikmati kehidupan? Ini sangat tergantung persepsi seseorang yang tentunya bersifat subyektif.
Bagi yang bekerja lagi, jika dipandang dari sisi positifnya, disebut sebagai pertanda masih laris. Artinya, kealiannya masih diperlukan.Â
Dengan kata lain, terhadap yang tidak bekerja lagi, bisa jadi akan dikomentari sebagai orang yang tidak laku lagi.
Dari sisi sebaliknya, mereka yang bekerja lagi bisa pula dilihat sebagai hal yang negatif. Mereka disebut ambisius, rakus, dan tidak mau memberi kesempatan kepada yang muda-muda.
Sedangkan terhadap orang yang tak bekerja lagi, disebut orang yang sudah selesai dengan dirinya sendiri dan sudah saatnya untuk menikmati kehidupan.
Jadi, pertanyaan mana yang lebih baik antara bekerja lagi dan betul-betul pensiun, tidak ada jawaban yang mutlak. Semuanya tergantung pada titik pandang seseorang.
Kata kuncinya adalah lakukan apa yang sesuai dengan kata hati, bukan karena keterpaksaan.Â
Kalau memang ingin tetap bekerja, lakukan dengan setulus hati dan nikmati atau syukuri proses dan hasilnya.
Kalau ingin fokus pada kegiatan sosial, ibadah, berwisata ke mana-mana, atau bercengkrama bersama keluarga, lakukan pula dengan senang hati dan syukuri.
Terhadap pilihan orang lain, kita tidak bisa berkomentar secara hitam putih, dalam arti jangan menghakimi apa yang dilakukan orang lain.