Maksudnya, ada nilai filosofis dalam candaan tersebut, karena bisa dimaknai sebagai sindiran atas kebiasaan banyak orang di Indonesia.
Jika dielaborasi, sindiran yang dibungkus dengan candaan tersebut antara lain mengungkapkan hal-hal berikut.
Pertama, dari sisi orang yang mau meminjam, seolah-olah meminjam dulu seratus ribu rupiah adalah hal kecil, karena diucapkan secara enteng.
Kedua, adanya kebiasaan sebagian orang yang bermanis-manis ketika meminjam, sehingga membuat orang yang dimintai meminjamkan uang jadi sungkan untuk menolaknya.
Ketiga, ironisnya, si peminjam seperti lupa dengan utangnya. Lalu, ketika ditagih, susahnya minta ampun dan bahkan lebih galak yang berutang ketimbang yang memberi pinjaman.
Kesimpulannya, "pinjam dulu seratus" merupakan sindiran kepada siapa saja yang punya kebiasaan meminjam uang kepada teman atau kerabatnya, tapi susah mengembalikannya.
Pesan moral tulisan ini, kita janganlah bersikap menggampangkan meminjam uang ke teman atau kerabat, meskipun meminjam dalam jumlah yang relatif kecil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H