Tidak cukup tindakan itu saja, pelaku kemudian mengambil pisau di dapur dan menusuk leher korban. Kepala korban ditutupi dengan kantong plastik warna hitam dan ditutup lagi dengan bantal.
Drama pembunuhan tersebut belum selesai. Setelah mengantarkan istri sirinya ke hotel, pelaku membeli obat nyamuk dan 20 botol pertalite.
Ringkasnya, pelaku melakukan pembakaran rumah agar korban dianggap meninggal karena rumah terbakar. Sore hari yang sama, pelaku terbang ke Jakarta.
Di Jakarta pelaku memonitor berita, ternyata tak ada berita kebakaran di Batam. Pelaku memutuskan untuk kembali ke Batam, Jumat (3/11/2023) untuk memastikan apakah korban sudah meninggal.
Pelaku kaget mendapati posisi korban sudah berbeda dibanding posisi saat ditinggalkannya. Pelaku kemudian memukul kepala korban dengan kayu lesung sebanyak 5 kali.
Pelaku menutupi badan korban dengan bantal. Setelah itu, pelaku menaruh rumput kering di depan pintu kamar korban dan menyalakan api.
Selanjutnya pelaku membuang kayu lesung dan mengambil tas yang berisikan kartu ATM, dokumen, dan sertifikat tanah milik korban.
Kemudian, pelaku meminta A (pegawai rental) mengantarkannya ke Bandara Hang Nadim dan terbang ke Jakarta. Kisah pelarian pelaku berakhir setelah ditangkap polisi di Pekanbaru.
Peristiwa yang membuat terbunuhnya pensiunan PNS mantan Direktur RSUD Padang Sidempuan (Sumut) itu terjadi di Perum Genta I Blok AD, Buliang, Batuaji, Kota Batam.
Menjadi kepala daerah di era sekarang ini memang mahal. Seharusnya dana tersebut diperoleh dengan cara yang baik, bukan dengan tindakan kriminal. Semoga tak ada lagi kasus serupa itu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI