Karena banyak sekali konsumen kripik dan kerupuk, maka dilihat dari kacamata bisnis, nilai bisnisnya sangat besar.
Memang, rata-rata produsen kripik dan kerupuk masih tergolong industri skala rumah tangga yang tersebar dari kota besar hingga di desa-desa.
Tapi, karena pelaku usahanya banyak sekali, secara total se Indonesia volume uang yang berputar dari penjualan kerupuk dan kripik ini tentu juga bernilai raksasa.
Bila setiap rumah mengonsumsi kerupuk, yang terbantu bukan hanya pemilik usaha dan tenaga kerjanya, tapi juga kios penjualnya. Bahkan juga petani yang menanam umbi-umbian.
Jangan lupa, kerupuk dan keripik laris pula sebagai oleh-oleh. Sumbar terkenal dengan kripik singkong balado. Kaltim punya oleh-oleh kerupuk kuku macan.
Kita perlu bangga bila Indonesia disebut bangsa kerupuk, enak sekaligus menguntungkan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H