Keempat, harga kerupuk relatif murah dan mudah ditemukan di mana-mana, baik di warung pinggir jalan maupun di pasar swalayan.
Kelima, banyak sekali jenis kerupuk yang bisa menjadi pilihan, sehingga konsumen tidak pernah merasa bosan, bisa gonta ganti kerupuk.Â
Kerupuk yang paling populer antara lain adalah kerupuk udang, kerupuk bawang, kerupuk singkong, kerupuk kulit, kerupuk mie, kerupuk ikan atau sering disebut kerupuk Palembang, dan sebagainya.
Sebagian orang menyebut kerupuk sebagai keripik tanpa membedakan secara jelas antara kedua sebutan itu.
Ya, tidak salah juga kalau kerupuk disamakan dengan keripik. Toh, dalam bahasa Inggris keduanya disebut sebagai chips.
Kripik tempe, kripik kentang, kripik singkong, dan keripik kacang yang sering disebut rempeyek, adalah beberapa contoh keripik.Â
Namun, sebetulnya antara kerupuk dan keripik itu ibaratnya "serupa tapi tak sama". Disebut serupa, karena sama-sama berbunyi kriuk-kriuk saat dikunyah.
Adapun tidak samanya jika dilihat dari proses pembuatannya. Keripik dibuat dengan membelah, memotong, atau mengiris tipis-tipis dari bahan yang ada.
Sedangkan kerupuk, sebelum digoreng, dipanggang, dibakar, atau disangrai, terlebih dahulu diolah dalam suatu adonan dengan berbagai bahan tambahan.
Banyak sekali bahan yang bisa dibikin jadi kripik, rata-rata berasal dari umbi-umbian, buah-buahan dan sayuran yang digoreng dalam minyak nabati.Â
Adapun kerupuk kebanyakan terbuat dari tepung tapioka, terigu, sagu, ubi dan bahan penyedap serta bahan baku lainnya.